WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membantah laporan Axios bahwa dia ingin menjatuhkan bom nuklir untuk menghentikan angin topan.
Dalam laporan yang dirilis Minggu (25/8/2019), Trump bertanya apakah memungkinkan menghancurkan badai yang terbentuk di Afrika dengan menurunkan bom nuklir.
Berdasarkan keterangan sumber internal, para pejabat yang hadir dalam rapat itu dibuat berpikir keras tentang apa maksud Trump ketika meninggalkan ruangan.
Baca juga: Cegah Angin Topan ke AS, Trump Ingin Jatuhkan Bom Nuklir
Axios tidak menyebutkan kapan dan di mana percakapan itu terjadi, dengan Trump kemudian menyebutnya sebagai "berita palsu" dalam kicauannya di Twitter.
"Cerita Axios bahwa Presiden Trump berniat mencegah angin topan dengan menjatuhkan bom nuklir itu konyol. Saya tak pernah mengatakannya. Hanya berita palsu lagi!" kecamnya.
Dilansir AFP Senin (26/8/2019), Gedung Putih menolak berkomentar. Namun mengutip pejabat anonim, ide yang dilontarkan presiden 73 tahun itu "tidak buruk".
The story by Axios that President Trump wanted to blow up large hurricanes with nuclear weapons prior to reaching shore is ridiculous. I never said this. Just more FAKE NEWS!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) August 26, 2019
Ini bukan kali pertama Trump menyarankan penggunaan bom. Pada 2017, dia bertanya kepada pejabat apakah memungkinkan mengebom badai sebelum terbentuk.
Saat itu, presiden ke-45 dalam sejarah AS tersebut tidak membeberkan untuk menggunakan bom nuklir, dengan Gedung Putih menolak untuk memberikan keterangan.
Namun mengutip sumber dari pejabat senior bahwa ide Trump "tidaklah buruk". Bahkan jika ditelusuri, ide untuk menghentikan angin topan pakai bom sudah ada sejak lama.
Ide itu pertama kali dilontarkan di era pemerintahan Presiden Dwight Eisenhower 1950-an silam, dan beberapa kali dibahas meski ilmuwan sepakat mustahil terjadi.
Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional (NOAA) bahkan mempunyai halaman khusus untuk membahasnya. Dalam penjelasannya, NOAA menekankan selalu ada ide menggunakan bom untuk menghentikan badai.
Namun, menggunakan bom nuklir tidak saja gagal menghancurkan angin topan. Namun malah memunculkan ketakutan bakal menerbangkan debu radioaktif ke daerah terdekat.
"Tidak usah dikatakan lagi, ini adalah ide buruk," jelas NOAA. AS secara rutin dihantam topan. Pada 2017, Topan Harvey menjadi topan terkuat dalam 12 tahun terakhir.
Kabar itu langsung memantik cemoohan netizen di Twitter. Tak terkecuali kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris. "Orang ini jelas harus pergi," katanya.
Baca juga: AS Disebut Simpan 150 Bom Nuklir di Eropa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.