Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Angin Topan ke AS, Trump Ingin Jatuhkan Bom Nuklir

Kompas.com - 26/08/2019, 13:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan mencetuskan ide tak lazin. Yakni menjatuhkan bom nuklir ke angin topan sebelum mendarat.

Saat rapat bencana, Trump bertanya apakah dimungkinkan untuk menjatuhkan bom nuklir di mata angin topan yang terbentuk di pesisir Afrika sebelum mendarat ke AS.

Baca juga: Ratusan Rumah Warga di Boyolali Rusak Disapu Angin Topan

Kabar yang diberitakan Axios dikutip AFP Senin (26/8/2019) itu tidak menjabarkan di mana dan kapan pertanyaan sang presiden atau rapat itu dilakukan.

Berdasarkan keterangan dari sumber, situs berita itu memberitakan mereka yang datang saat rapat keluar dari ruangan sembari berpikir bagaimana cara mereka melakukannya.

Ini bukan kali pertama Trump menyarankan penggunaan bom. Pada 2017, dia bertanya kepada pejabat apakah memungkinkan mengebom badai sebelum terbentuk.

Saat itu, presiden 73 tahun tersebut tidak membeberkan untuk menggunakan bom nuklir, dengan Gedung Putih menolak untuk memberikan keterangan.

Namun mengutip sumber dari pejabat senior bahwa ide Trump "tidaklah buruk". Bahkan jika ditelusuri, ide untuk menghentikan angin topan pakai bom sudah ada sejak lama.

Ide itu pertama kali dilontarkan di era pemerintahan Presiden Dwight Eisenhower 1950-an silam, dan beberapa kali dibahas meski ilmuwan sepakat mustahil terjadi.

Badan Atmosfer dan Kelautan Nasional (NOAA) bahkan mempunyai halaman khusus untuk membahasnya. Dalam penjelasannya, NOAA menekankan selalu ada ide menggunakan bom untuk menghentikan badai.

Namun, menggunakan bom nuklir tidak saja gagal menghancurkan angin topan. Namun malah memunculkan ketakutan bakal menerbangkan debu radioaktif ke daerah terdekat.

"Tidak usah dikatakan lagi, ini adalah ide buruk," jelas NOAA. AS secara rutin dihantam topan. Pada 2017, Topan Harvey menjadi topan terkuat dalam 12 tahun terakhir.

Kabar itu langsung memantik cemoohan netizen di Twitter. Tak terkecuali kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris. "Orang ini jelas harus pergi," katanya.

Baca juga: AS Disebut Simpan 150 Bom Nuklir di Eropa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com