Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Menyesal Terlibat Perang Dagang dengan China?

Kompas.com - 26/08/2019, 12:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BIARRITZ, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuai kebingungan dengan komentarnya seakan menyesal sudah terlibat perang dagang dengan China.

Dalam KTT G7 di Biarritz, Perancis, akhir pekan lalu, Trump mengumumkan kesepakatan dagang bagus dengan Jepang, dan menjanjikan dengan Inggris, begitu Brexit selesai.

Namun pengumuman positif itu segera berubah menjadi keraguan buntut sinyal penyesalan yang dia lontarkan saat mengomentari perang dagang dengan China.

Baca juga: Perang Dagang AS-China Bisa Rugikan Rumah Tangga di AS Rp 14 Juta Per tahun

"Saya punya pemikiran kedua tentang apa pun," kata Trump saat ditanya apakah dia menyesal soal keputusannya menaikkan tarif segala impor dari Beijing.

Dikutip AFP Senin (26/8/2019), Trump menerapkan tarif 550 miliar dollar AS, sekitar Rp 7.844 triliun, sebagai balasan atas kenaikan Beijing atas barang AS.

Beberapa jam kemudian, juru bicara Gedung Putih Stephanie Grisham mengeluarkan pernyataan yang intinya menegaskan media sudah salah mengartikan ucapan Trump.

Dalam keterangannya, Grisham mengatakan presiden 73 tahun itu ditanya "apakah dia punya pemikiran lain soal meningkatnya perang dagang dengan China", dan menuding komentarnya ditafsirkan salah.

"Presiden Trump sudah menegaskannya. Yang beliau sesalkan adalah tidak memberikan pajak lebih tinggi kepada China," demikian keterangan Grisham.

Sementara ekonom senior yang menjadi penasihat Trump, Larry Kudlow, memberikan jawaban berbeda. "Beliau tidak mendengar pertanyaannya dengan baik," ujarnya.

Baca juga: Di Tengah Perang Dagang, Ekonomi Taiwan Malah Bergairah

Permintaan untuk Tenang

Para pemimpin anggota G7 yang hadir dalam KTT di Biarritz jelas-jelas mengungkapkan supaya AS dan China menunjukkan sikap menahan diri guna menghindari eskalasi.

Para pemimpin Eropa menekan Trump supaya mundur dari "perjuangan habis-habisan" untuk menggeser China yang dituding mencuri intelektual dan tidak adil dalam berdagang selama bertahun-tahun.

Suara Eropa terakhir yang keluar adalah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Dia memberi tahu Trump dalam sesi sarapan Minggu (25/8/2019) bahwa mereka "tak suka dengan tarif".

"Saat ini kami begitu senang dengan perdagangan yang damai," ujarnya. Presiden Perancis Emmanuel Macron juga berseru bahwa ketegangan dagang sudah tidak sehat.

Baca juga: Imbas Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Thailand Anjlok

Apalagi, presiden dari Partai Republik itu sebelumnya telah melontarkan ancaman siap melakukan perang dagang baik dengan Perancis serta Uni Eropa.

"Kita harus meraih kembali de-eskalasi, memulihkan situasi, dan menghindari perang dagang yang sudah menyebar di berbagai tempat," kata Macron.

Meski terdapat suara kontra, Trump memastikan hubungannya dengan pemimpin G7 baik-baik saja. "Saya kira mereka menghormati perang dagang. Itu harus dilakukan," tegasnya.

Pertarungan Ayam Jago

Pertarungan ayam jago, menggambarkan AS dan China sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, membuat Gedung Putih memastikan mereka tidak akan kendur.

Awal pekan ini, Trump mengatakan dia merupakan "sosok terpilih" untuk menangani China. Pernyataan yang dibuat sembari mendongak ke langit itu menuai cemoohan.

Meski dia kemudian mengklarifikasi bahwa ucapannya hanya candaan, ambisi untuk mengalahkan Negeri "Panda" jelas bukan kelakar di tengah persiapannya menyongsong Pilpres 2020.

Kudlow menjelaskan meski dua negara melakukan aksi balasan, hubungan mereka baik dengan delegasi China dijadwalkan berkunjung ke Washington September.

Di saat bersamaan, Trump berkata selain menerapkan tarif tinggi, dia bisa meminta undang-undang yang bisa memberikannya kekuasaan untuk mengeluarkan perusahaan China dari AS.

Baca juga: Ada Perang Dagang, Belanja Online di China Terus Tumbuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com