Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Uji Coba Rudal Terlarang, Putin Perintahkan "Aksi Balasan"

Kompas.com - 23/08/2019, 19:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan jajarannya untuk memberi "aksi balasan" setelah Amerika Serikat (AS) melakukan uji coba rudal terlarang.

Putin menyatakan dia sudah menginstruksikan dilakukan analisa soal "level ancaman yang diterima negaranya sebagai dampak aksi yang dilakukan Washington".

Pada Senin (20/8/2019), Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan mereka meluncurkan rudal darat yang terlarang berdasarkan Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987.

Baca juga: Inilah Bavar-373, Sistem Rudal Buatan Iran yang Diklaim Lebih Baik dari S-300 Rusia

Diberitakan AFP Jumat (23/8/2019), perjanjian yang diteken AS dan Uni Soviet itu melarang uji coba rudal yang bisa menjangkau jarak 500 sampai 5.500 kilometer.

Moskwa dan AS dan memutuskan keluar dari INF pada awal Agustus setelah beberapa bulan terakhir, kedua belah pihak saling menuduh telah melanggar kesepakatan.

Baik Rusia dan China Minggu (18/8/2019) memperingatkan, uji coba senjata jenis penjelajah Tomahawk dengan peluncur MK-41 bisa meningkatkan risiko perlombaan senjata.

Pelanggarannya Sudah Jelas

Dalam pertemuan dengan para pejabatnya, Putin mengatakan tes itu membuktikan kecurigaan bahwa AS berniat menempatkan senjata terlarang di seantero Eropa.

Putin menerangkan Kremlin dengan tegas menolak penempatan Tomahawk itu Polandia dan Romania sebagai sistem pertahanan. AS membantah mereka bakal menggunakannya secara ofensif.

"Kini fakta pelanggarannya sudah jelas. Percuma juga membantahnya. Kini pertanyaannya, bagaimana kita tahu misil itu tak akan ditempatkan di Polandia dan Romania?" tanyanya.

Dia memaparkan bahwa "tujuan utama" Negeri "Uncle Sam" adalah menempatkan senjata yang dilarang tersebut di berbagai wilayah di penjuru Bumi ini.

"Namun menempatkannya di Eropa dan Asia jelas menyentuh kepentingan dasar kita karena wilayah itu berbatasan langsung dengan Rusia," kata Putin.

AS dan NATO menuduh Rusia mengembangkan rudal terbaru 9M729 yang bakal melanggar INF. Namun Rusia membantah dan menegaskan rudal itu terbang kurang dari 500 km.

Baca juga: Korea Utara Sebut Uji Coba Rudal AS Langkah Berbahaya dan Bisa Picu Perang Dingin

Kremlin kemudian merespons dengan menyatakan justru AS-lah yang sudah melakukan pelanggaran dengan menempatkan sistem di Eropa dan menjualnya ke Jepang.

Putin pun menuduh Washington sengaja melakukan propaganda bahwa negaranya tidak berniat mematuhi perjanjian, dan menjadi pembenar untuk mengembangkan senjata.

Dia mengutarakan Rusia masih siap menggelar dialog yang seimbang dan konstruktif dengan AS untuk mendiskusikan keamanan global. Dia sebelumnya berjanji tidak menempatkan rudal kecuali AS melakukannya.

"Rusia tidak akan terlibat dalam perlombaan senjata karena bisa menghancurkan ekonomi kami. Kecuali demi memastikan keamanan negara dan rakyatnya," ujarnya.

Sementara AS bersikeras uji coba yang mereka lakukan bukan merupakan perlombaan senjata, seraya menyatakan tak berencana menempatkan senjata nuklir.

Baca juga: Keluar dari Perjanjian Nuklir, AS Uji Coba Rudal Jelajah Jarak Menengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com