Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Perancis: Kebakaran Hutan Amazon adalah Krisis Internasional

Kompas.com - 23/08/2019, 08:16 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,AFP

PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut bencana kebakaran hutan di Amazon adalah krisis internasional, serta mendesak agar negara-negara G7 turut membahas permasalahan itu dalam pertemuan akhir pekan ini.

"Rumah kita sedang terbakar. Secara harfiah. Hutan hujan Amazon merupakan paru-paru yang menghasilkan 20 persen oksigen planet kita dan saat ini sedang terbakar. Ini adalah krisis internasional," ujar Macron di Twitter, Kamis (22/8/2019).

"Anggota KTT G7, mari kita bahas persoalan darurat ini sebagai urutan pertama dalam dua hari," lanjutnya.

Baca juga: Beginilah Pemandangan Kebakaran Hutan Amazon Menurut Citra Satelit NASA

Sebelum Macron, Sekjen PBB Antonio Guterres juga telah menyampaikan keprihatinannya atas kebakaran hutan di Amazon, yang telah menimbulkan asap tebal yang menyelimuti sejumlah kota di Brasil.

"Di tengah-tengah krisis iklim global, kita tidak dapat menanggung lebih banyak kerusakan pada sumber utama oksigen dan keanekaragaman hayati kita," tulisnya di Twitter.

"Amazon harus dilindungi," tambahnya.

Kebakaran hutan Amazon yang terjadi di wilayah Brasil itu tercatat oleh Institut Nasional untuk Penelitian Angkasa (Inpe) sebagai kebakaran terburuk di negara itu.

Berdasarkan data satelit yang dihimpun badan penelitian angkasa Brasil itu, terjadi peningkatan hingga 83 persen jika dibandingkan dengan kebakaran hutan untuk periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Kebakaran Hutan Amazon Akibat Deforestasi, Ini Efeknya secara Global

Dilansir AFP, Selasa (20/8/2019), hampir 73.000 kebakaran hutan tercatat di Brasil sepanjang Januari hingga Agustus. Angka itu jauh meningkat dibandingkan 39.759 pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, menuduh organisasi non-pemerintah (NGO) sebagai pihak yang bertanggung jawab telah menyulut terjadinya kebakaran hutan Amazon.

Bolsonaro menuding tindakan tersebut sengaja dilakukan untuk merusak citra pemerintahannya. Namun tuduhan itu disampaikan presiden tanpa disertai bukti.

"Kejahatan sudah terjadi. Sebab yang mereka minta hanyalah uang," kata Bolsonaro di Facebook Live, seperti dikutip Reuters dan BBC, Rabu (22/8/2019).

"Apa tujuan mereka? Tidak lain adalah untuk memberikan masalah bagi pemerintahan Brasil," demikian komentar yang keluar dari presiden 64 tahun itu.

Baca juga: Presiden Brasil Tuduh NGO sebagai Penyulut Kebakaran Hutan Amazon

Namun tuduhan itu langsung dibantah NGO, yang membalikkan pernyataan bahwa Bolsonaro hanya menggunakan NGO sebagai tameng untuk menyembunyikan pembongkaran hutan hujan tropis terbesar di dunia itu.

"Ini komentar sakit dan menyedihkan. Pembakaran dan meningkatnya deforestasi adalah hasil dari kebijakan anti-lingkungannya," kata Marcio Astrini, koordinator kebijakan publik Greenpeace Brasil.

Presiden Bolsonaro menghadapi kritik yang meningkat atas retorika anti-lingkungannya, yang oleh para aktivis lingkungan, disebut telah membuat para penebang, penambang, serta petani di Amazon semakin berani.

Baca juga: Dituding Jadi Penyebab Kebakaran Hutan Amazon oleh Presiden Brasil, NGO Tidak Terima

Namun Bolsonaro menyangkal pernyataan yang menyebut kebijakannya patut disalahkan atas kebakaran itu. Dia juga mengatakan Brasil sedang menderita "psikosis lingkungan" yang menghambat pembangunan.

Perancis akan menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara G7 yang beranggotakan AS, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Kanada. Pertemuan tahun ini digelar di kota resor Biarritz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com