Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump soal Greenland: Komentar Perdana Menteri Denmark Menjijikkan

Kompas.com - 22/08/2019, 14:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyebut Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen berkomentar menjijikkan ketika menanggapi isu soal Greenland.

Negeri Skandinavia itu menyuarakan kecaman setelah Trump membatalkan kunjungan yang seharusnya dilaksanakan pada 2-3 September di ibu kota Kopenhagen.

Pembatalan itu terjadi Frederiksen menyebut ide yang dilontarkan Trump ketika dia tertarik untuk membeli Greenland tidak serius dan menyebutnya "konyol".

Baca juga: Trump Batal Berkunjung karena Greenland, PM Denmark Marah

"Pernyataan yang dilontarkan perdana menteri, bahwa dia menyebut ide itu konyol, sangat menjijikkan," kata presiden 73 tahun itu dikutip BBC Rabu (21/8/2019).

Menurut Trump, seharusnya Frederiksen cukup mengatakan bahwa dia menolak dan tidak bersedia. Trump berujar apa yang diucapkan Frederiksen sudah menghina AS.

"Dia tidak berbicara kepada saya. Dia berbicara kepada rakyat Amerika Serikat. Bukan begitu cara dia harusnya berbicara, setidaknya di depan saya," katanya.

Kemudian dalam kicauannya di Twitter, Trump mengungkit kalau kontribusi Denmark terhadap Organisasi Kerja Sama Atlantik Utara (NATO) terbilang kecil.

Dia mengungkapkan Kopenhagen hanya menghabiskan 1,35 persen dari GDP untuk NATO. Padahal, lanjutnya, Denmark merupakan negara makmur dan seharusnya menyumbangkan dua persen.

"Kami melindungi Eropa. Namun dari 28 negara anggota, hanya delapan yang berkontribusi di ats 2 persen. AS jelas berada di level yang lebih atas," paparnya.

Kemudian dikutip AFP, dia menyatakan bukanlah presiden pertama yang mengungkap rencana membeli Greenland, dan menyebut Presiden Harry S Truman.

"Dari cara mereka mengatakan 'konyol' sangatlah menjijikkan, sangat sarkastik. Kami cinta Denmark. Saya pernah ke sana. Namun kami akan melakukannya lain waktu," ujarnya.

Ide untuk membeli Greenland awalnya dianggap sebagai lelucon. Namun seiring lokasinya yang lambat lain dipandang strategis, China dan Rusia mulai menyuarakan ketertarikan.

Greenland merupakan wilayah koloni hingga 1953 sebelum menjadi bagian dari Kerajaan Denmark, dan mendapat "teritori otnomi" pada 1979 silam.

Dari total populasi yang mencapai 55.000 jiwa, dengan 17.000 tinggal di ibu kota Nuuk, lebih dari 90 persen di antaranya merupakan Inuit, suku asli Asia Tengah.

Pemerintah Greenland sudah menegaskan bahwa tanah mereka tidak dijual, dengan Frederiksen dalam konferensi pers juga menyatakan pendapat yang sama.

Baca juga: Trump Berniat Beli Greenland, Politisi Denmark: Ada Wilayah AS yang Bisa Dijual?

Halaman:
Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com