Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fedor, Robot Manusia yang Dikirim Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional

Kompas.com - 22/08/2019, 12:48 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com — Rusia akan mengirimkan sebuah robot humanoid seukuran manusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan roket tak berawak, Kamis (22/8/2019).

Robot tersebut akan ditugaskan dalam misi selama 10 hari di ISS untuk membantu astronot sekaligus belajar.

Robot bernama Fedor, yang merupakan singkatan dari Final Object Demonstration Research atau Riset Demonstrasi Obyek Akhir, dan bernomor identifikasi Skybot F850 itu akan menjadi yang pertama dikirim oleh Rusia ke luar angkasa.

Baca juga: Robot Biksu, Cara Kuil Buddha Berusia 400 Tahun di Jepang Gaet Kaum Muda

Fedor diluncurkan menggunakan roket Soyuz dari kosmodrom Rusia, Baikonur, Kazakhstan, pukul 06.38 pagi waktu Moskwa, dan dijadwalkan tiba di ISS pada Sabtu mendatang untuk tinggal di sana hingga 7 September.

Roket Soyuz biasanya diawaki manusia untuk misi perjalanan seperti ini. Namun, pada Kamis tidak ada astronot manusia yang akan turut diberangkatkan.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka menguji coba sistem penyelamatan darurat terbaru.

Sebagai ganti astronot manusia, Fedor, robot berbentuk manusia berwarna perak dengan tinggi 180 sentimeter dan berat 160 kilogram itu, akan duduk di kursi pilot roket yang didesain khusus.

Baca juga: Pabrik Robot Denmark Incar Pasar Industri Perakitan Otomotif Nasional

Fedor selama ini telah diajarkan untuk melakukan sejumlah keterampilan, seperti membuka tutup botol. Nantinya kemampuan yang telah dipelajari di Bumi itu akan coba dipraktikkan robot itu di luar angkasa dengan gravitasi yang sangat rendah.

"Robot itu telah diajarkan untuk melakukan hal-hal seperti menyambung dan memutus kabel listrik serta menggunakan peralatan standar, seperti obeng atau kunci pas, untuk alat pemadam kebakaran," kata Direktur Badan Antariksa Rusia untuk program dan ilmu pengetahuan prospektif, Alexander Bloshenko, dalam sebuah komentar di televisi.

Fedor juga dirancang untuk dapat menirukan gerakan manusia, keterampilan utama yang memungkinkannya membantu astronot dari jarak jauh atau bahkan orang-orang di Bumi untuk menjalankan tugas.

"Robot-robot seperti itulah yang pada akhirnya akan menjalankan operasi berbahaya, seperti penjelajahan luar angkasa," kata Bloshenko kepada kantor berita RIA Novosti, yang dikutip AFP.

Baca juga: Terinspirasi Transformer, Ahli AS Bikin Robot yang Bisa Lawan Kanker

Dalam situs web salah satu pendukung proyek, Foundation of Advanced Research Projects, Fedor disebut berpotensi besar untuk dimanfaatkan di Bumi dalam pekerjaan di lingkungan berbahaya, seperti dengan radiasi tinggi, di penambangan, atau bahkan misi penyelamatan yang rumit.

Sementara di stasiun luar angkasa, robot itu akan menjalankan tugas dengan diawasi astronot Rusia, Alexander Skvortsov, yang telah bergabung di ISS bulan lalu.

Skvortsov akan menggunakan perangkat kerangka luar yang akan terhubung dengan Fedor dan akan melakukan serangkaian percobaan yang dijadwalkan pada akhir bulan ini.

Fedor bukanlah robot berbentuk manusia pertama yang dikirim ke luar angkasa.

Baca juga: Elon Musk: Tahun Depan Tesla Bakal Produksi Taksi Robot

Pada 2011, NASA sempat mengirimkan Robonaut 2, sebuah robot berbentuk manusia yang dikembangkan bersama dengan General Motors dan bertujuan untuk menjalankan pekerjaan di lingkungan berisiko tinggi.

Robot tersebut telah dipulangkan ke Bumi pada 2018 karena mengalami masalah teknis.

Pada 2013, Jepang juga sempat mengirimkan robot kecil bernama Kirobo, bersama dengan komandan ruang angkasa Jepang pertama ke ISS.

Kirobo dikembangkan oleh produsen kendaraan terkenal, Toyota, dan telah mampu merespons percakapan meski baru bisa dalam bahawa Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com