Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baku Tembak Polisi dan Kelompok Militan Pecah di India Kashmir, 2 Tewas

Kompas.com - 21/08/2019, 13:31 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BARAMULLA, KOMPAS.com - Dua orang dilaporkan tewas dalam insiden baku tembak antara pihak kepolisian dengan kelompok militan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, Rabu (21/8/2019).

Baku tembak yang terjadi di distrik Baramulla, Kashmir utara, itu menjadi insiden pertama sejak pemerintah India mencabut status otonomi khusus wilayah Kashmir pada awal bulan ini.

Dua korban tewas dalam baku tembak itu satu di antaranya berasal dari kelompok militan, sedangan satu korban tewas lainnya dari pihak polisi.

"Satu teroris terbunuh. Senjata dan amunisi telah disita," kata pihak kepolisian zona Kashmir di media sosial Twitter.

Baca juga: Hindari Kerusuhan, Otoritas India Tahan 4.000 Warga Kashmir

Ditambahkannya, satu korban dari pihak polisi sempat menjalani perawatan bersama satu korban luka lainnya, sebelum akhirnya meninggal.

Polisi telah mengidentifikasi anggota kelompok militan yang tewas sebagai warga lokal yang "berafiliasi" dengan kelompok Lashkar-e-Taiba (LeT).

LeT merupakan organisasi militan yang terdaftar di PBB sebagai kelompok yang berbasis di Pakistan dan telah dituduh India serta Washington sebagai dalang serangan di kota Mumbai barat pada 2008 yang menewaskan 166 orang.

Bentrokan kerap terjadi antara pasukan keamanan India dengan kelompok militan yang menentang pemerintah, dengan puluhan ribu korban tewas dilaporkan dalam 30 tahun terakhir, mayoritas warga sipil sehingga menambah kemarahan publik terhadap New Delhi.

Baca juga: Otoritas India Pulihkan Jaringan Telepon di Sebagian Wilayah Kashmir

Otoritas India telah mengerahkan puluhan ribu pasukan paramiliter untuk mencegah terjadinya kerusuhan menjelang keputusan penghapusan status otonomo khusus wilayah Kashmir pada 5 Agustus lalu.

Pemerintah juga memberlakukan penguncian hingga jam malam, serta memutus jaringan komunikasi dan internet di wilayah Kashmir.

Sementara kelompok militan telah bersumpah untuk melanjutkan perjuangan bersenjata mereka melawan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, pascapenghapusan status otonomi khusus Kashmir.

Aksi protes muncul di kota utama Kashmir, Srinagar dan negara tetangga Pakistan berjanji akan membawa sengketa Kashmir yang telah berlangsung selama beberapa dekade ke Pengadilan Internasional.

Dilaporkan polisi di Kashmir, pada Selasa (20/8/2019) malam aparat keamanan telah menggerebek markas kelompok militan di Baramulla dan sempat terjadi bentrokan yang mengakibatkan dua polisi terluka.

Baca juga: Baku Tembak Militer Pakistan dan India di Perbatasan Kashmir, 5 Orang Tewas

Sebelumnya diberitakan, ribuan warga Kashmir telah ditahan petugas keamanan demi mencegah terjadinya kerusuhan pascapenghapusan status otonomi khusus.

Sebuah sumber mengatakan setidaknya 4.000 orang telah ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Publik (PSA), yang kontroversial karena memungkinkan pihak berwenang melakukan penahanan terhadap seseorang hingga dua tahun tanpa perlu melalui proses pengadilan.

Pihak berwenang selama ini terus menolak memberikan jumlah pasti orang-orang yang ditahan, selain membenarkan bahwa lebih dari 100 politisi lokal, aktivis, dan akademisi telah ditahan dalam beberapa hari pertama pascapenghapusan status otonomi khusus Kashmir.

Sumber dari pejabat kepolisian Kashmir mengatakan mereka awalnya dikirim ke penjara pusat di Srinagar sebelum kemudian diterbangkan keluar negara bagian menggunakan pesawat militer.

Baca juga: PM Pakistan Tuding India Rencanakan Aksi Militer ke Wilayah Kashmir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com