Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pukuli Tersangka di Rumah Sakit, 2 Polisi Hong Kong Ditahan

Kompas.com - 21/08/2019, 10:48 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Kepolisian Hong Kong telah menahan dua anggotanya yang dituduh telah melakukan pelanggaran dengan memukuli seorang tersangka yang sedang dirawat di rumah sakit.

Sebuah rekaman video yang menunjukkan dua petugas polisi memukuli seorang pria di atas brankar menjadi viral di dunia maya.

Video tersebut diketahui berasal dari rekaman kamera CCTV sebuah rumah sakit di Hong Kong.

Dilansir Channel News Asia, rekaman video tersebut berasal dari Rumah Sakit Distrik Utara dan insiden terjadi pada bulan Juni lalu.

Baca juga: Diduga Jadi Pelaku Pemukulan Seekor Kucing, Remaja Ini Ditahan

Dalam video tersebut, terlihat dua petugas polisi secara bergantian memukul seorang pria yang sedang dibaringkan di atas brankar. Pria itu mendapat pukulan di bagian selangkangan dan perut, serta matanya disorot menggunakan senter.

Tidak ada orang lain di ruangan tempat insiden pemukulan itu terjadi. Namun polisi mengatakan, pria yang menjadi korban pemukulan merupakan seorang tersangka yang sedang ditahan saat itu.

Pihak Kepolisian Hong Kong, pada Selasa (20/8/2019) mengatakan bahwa kedua petugas polisi yang terlibat aksi pemukulan itu telah ditahan.

Sementara itu, pihak Rumah Sakit Distrik Utara (NDH) juga mengonfirmasi melalui sebuah pernyataan pers bahwa pria yang dipukuli dalam video, tiba di rumah sakit dengan kawalan petugas.

Pria itu tiba di Departemen Kecelakaan dan Gawat Darurat rumah sakit pada 25 Juni.

Baca juga: Sering Berkata Kasar, Remaja 17 Tahun Dipukuli Pamannya yang Polisi

Ditambahkan pihak rumah sakit, pria itu tampak dalam kondisi "tidak stabil" dan "berperilaku mengganggu", sehingga mempengaruhi pasien lainnya.

Pihak rumah sakit kemudian memutuskan memindahkannya ke "ruangan untuk pasien yang terganggu" dan dilakukan perawatan serta observasi.

"Pengawasan rutin telah dilakukan dan tidak ada hal tak biasa yang dicatat oleh staf medis di hari terjadinya insiden. Pasien juga tidak membuat keluhan selama dirawat di rumah sakit," tulis pernyataan NDH.

Namun pada 27 Juni, pihak rumah sakit mendadak menerima penyelidikan dari seorang anggota dewan yang menyebut tentang pasien yang ditangani secara tidak tepat oleh polisi di ruang pasien yang terganggu.

Sepekan berikutnya, anggota dewan itu mengajukan permintaan untuk salinan rekaman CCTV kepada pihak rumah sakit.

Baca juga: Pemukulan Remaja Berujung Perkelahian, Satu Orang Tewas

"Rumah sakit memproses permohonan itu dan merilis rekaman CCTV pada 12 Agustus sesuai dengan Undang-Undang Data Pribadi dan kode praktik yang relevan dengan Otoritas Rumah Sakit," lanjut pernyataan rumah sakit.

Pihak rumah sakit sejak saat itu telah mencoba menghubungi pasien melalui kantor dewan, yang mengatakan bahwa tidak perlu melapor ke polisi.

"Jelas bahwa tindakan yang dilakukan oleh petugas polisi terkait adalah tindakan melanggar hukum," kata Kepala Inspektur Polisi John Tse Chun-chung, dalam konferensi pers, Selasa (20/8/2019).

"Polisi tidak akan mentolerir tindakan penyerangan ilegal atau penganiayaan terhadap siapa pun oleh petugas polisi," tambahnya.

Tse pun berjanji pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan independen. Polisi juga menegaskan bahwa petugas polisi tidak pernah mengizinkan penggunaan kekerasan untuk kepentingan mereka sendiri.

Baca juga: Kesal Ditegur, Wanita Ini Pukuli Ayahnya Pakai Helm hingga Tewas

Investigasi kriminal terkait insiden ini telah dibuka dan kasusnya diambil alih oleh unit kejahatan regional New Territory Selatan.

Polisi telah memprioritaskan penyelidikan kasus ini dan menjanjikan bakal membawa semua yang terlibat ke pengadilan.

Sementara itu, pihak kepolisian juga membantah tuduhan telah sengaja menutup-nutupi kasus ini.

Polisi menyebut telah menerima pengaduan dari putra korban pada akhir Juni lalu, namun belum menerima pernyataan dari korban, yang disebut gagal untuk dihubungi. Hal itu menyebabkan penyelidikan tidak dapat dilanjutkan.

Polisi menegaskan bahwa Selasa (20/8/2019) kemarin adalah pertama kalinya pihak polisi melihat rekaman video itu.

Setelah kasus ini menyeruak ke publik, dikhawatirkan akan semakin meningkatkan ketegangan yang terjadi di Hong Kong, yang telah diwarnai aksi protes dan kerap bentrok dengan petugas keamanan.

Baca juga: Pria India Pukuli Istrinya yang Pilih Partai Berkuasa dalam Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com