Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Terjadi Konflik, Rudal China Bisa Merontokkan Pangkalan AS di Asia dalam Hitungan Jam

Kompas.com - 20/08/2019, 23:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,Bloomberg

SYDNEY, KOMPAS.com - Sebuah lembaga think tank di Australia menyebut, perkembangan pesat China membuat Amerika Serikat (AS) bukan lagi jadi kekuatan utama di Asia.

Studi yang dilakukan United States Study Center dari Universitas Sydney memaparkan strategi pertahanan Indo-Pasifik berada dalam krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Keluar dari Perjanjian Nuklir, AS Uji Coba Rudal Jelajah Jarak Menengah

Dilansir CNN dan Bloomberg Senin (19/8/2019), penundaan pendanaan untuk militer AS yang tak terduga selama satu dekade terakhir membuat China bisa meningkatkan diri.

Menurut pemaparan studi, AS bakal kesulitan melindugi sekutunya yang berarti Jepang, Austalia, maupun negara lain harus memperkuat militer mereka sendiri.

Selain itu, mereka harus mulai mempertimbangkan untuk meningkatkan kerja sama dengan Washington guna menjamin keamanan mereka, demikian laporan United States Study.

Laporan itu menyoroti bidang-bidang di mana militer China membuat kemajuan signifikan dibanding AS dan sekutunya. Salah satunya adalah di bagian rudal.

"China telah menempatkan serangkaian rudal presisi yang tangguh dan sistem penangkal lain untuk melemahkan keunggulan AS, dan mencapai ribuan," ulas laporan itu.

Hampir sebagian besar pangkalan AS di Pasifik Barat, demikian juga dengan milik sekutu utamanya, bisa dirontokkan dalam hitungan jam jika terjadi konflik.

Kementerian Luar Negeri China menyatakan mereka belum melihat laporan itu. Namun juru bicara kementerian Geng Shuang berujar kebijakan militer negara mereka adalah "bertahan alamiah".

"Prinsip China secara umum adalah membangun perdamaian dan kebijakan pertahanan nasional kami adalah bertahan secara alamiah," kata Geng dalam konferensi pers.

Baca juga: Disorot karena Beli Sistem Rudal S-400 dari Rusia, Jawaban Erdogan Begini

Kecil Kejutan

CNN berusaha menghubungi Pentagon guna meminta konfirmasi yang tidak mendapat jawaban. Namun laporan dari Australia diyakini hanya memberi keterkejutan kecil.

Pada November 2018, laporan dari Komisi Strategi Pertahanan Nasional kepada Kongres AS menunjukkan Washington bakal kesulitan, dan mungkin kalah jika melawan China atau Rusia.

Enam bulan kemudian, laporan tahunan Pentagon menyatakan Beijing tengah berambisi membangun militer kelas dunia dan menjadi saingan di kawasan Indo-Pasifik.

Dalam laporannya, Kementerian Pertahanan AS menyebut China berencana mempunyai setidaknya 2.000 rudal jarak pendek, menengah, dan panjang yang bisa menjangkau target laut maupun darat.

Studi itu mempertanyakan kemampuan negara pimpinan Presiden Donald Trump untuk mengimbangi kemajuan Negeri "Panda" dan memperingatkan mereka menghadapi krisis.

Baca juga: Iran Ungkap 3 Rudal Kendali Terbaru: Yasin, Balaban, dan Ghaem

Halaman:
Sumber CNN,Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com