Zarif menambahkan, surat perintah AS tidak memiliki dasar hukum dan memiliki motif politis untuk membuat lebih banyak eskalasi.
Namun dalam sebuah wawancara dengan NBC, Zarif mengatakan Iran tidak akan mengambil tindakan militer untuk mengakhiri kebuntuan dengan musuh lamanya itu.
"Tidak, kami tidak akan melakukannya. Kami juga belum pernah melakukan hal itu dalam 250 tahun terakhir. Kami telah membela diri dan kami mengajarkan hal yang baik kepada mereka yang memusuhi kami," kata Zarif.
Baca juga: Gibraltar Tolak Perintah AS Tahan Kapal Tanker Super Iran
Menurut data pelacakan kapal yang dirilis Refinitiv, pada Senin (19/8/2019), kapal tanker Iran tersebut sedang menuju ke kota pelabuhan Kalamata di Yunani dan diperkirakan akan tiba pada hari Minggu (25/8/2019) mendatang.
Otoritas Yunani belum memberi tanggapan terkait kabar tujuan kapal tanker Iran tersebut.
Kapal tanker Grace 1 sempat ditahan oleh Marinir Kerajaan Inggris dengan dibantu otoritas Gibraltar pada 4 Juli lalu, setelah diduga hendak mengirim minyak ke Suriah, yang berarti melanggar sanksi Uni Eropa.
Penahanan kapal tanker itu telah memicu terjadinya perselisihan antara Teheran dengan London, dan berakibat ditahannya sebuah kapal tanker berbendera Inggris, Stena Impero.
Baca juga: Otoritas Gibraltar Putuskan Segera Membebaskan Kapal Tanker Iran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.