KOMPAS.com - Pada hari ini, 20 Agustus 1940, Leon Trotsky, salah satu pemimpin revolusi Rusia, terbunuh di Meksiko.
Adalah Ramon Mercader, seorang komunis Spanyol yang menyamar sebagai pengagum Trotsky untuk menyusup ke kantornya.
Dengan menggunakan kapak es, Ramon mengeksekusi Trotsky hingga terluka parah. Sempat dirawat di rumah sakit, ia akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya sehari kemudian.
Dikutip dari History, Trotsky lahir dari pasangan Rusia-Yahudi pada tahun 1879 di Ukraina dengan nama Lev Davidovich Bronshtein.
Ia sudah mengenal Marxisme sejak di usia remaja. Ia bahkan keluar dari Universitas Odessa untuk membantu pasukan bawah tanah Serikat Pekerja Rusia Selatan.
Atas aktivitas revolusionernya itu, Trotsky ditangkap dan dijebloskan ke penjara pada 1898. Dua tahun kemudian, ia diasingkan ke Siberia.
Pada tahun 1902, Trotsky berhasil melarikan diri ke Inggris menggunakan paspor palsu dengan nama Leon Trotsky.
Di London, ia berkolaborasi dengan Lenin di koran revolusioner Iskra (The Spark).
Pecahnya revolusi Rusia tahun 1905 membawa Trotsky untuk kembali ke Rusia. Setelah revolusi itu gagal, Trotsky dan beberapa pemimpin Soviet lainnya ditangkap dan di asingkan lagi ke Siberia.
Dua tahun kemudian, 1907, Trotsky kembali berhasil melarikan diri.
Selama beberapa dekade berikutnya, ia menghabiskan waktunya di beberapa negara seperti Swiss, Prancis, Spanyol, dan Amerika sebelum akhirnya kembali ke Rusia ketika revolusi 1917.
Trotsky memiliki peran penting dalam perebutan kekuasan Bolshevik dan menaklukkan sebagian besar Petrograd.
Setelah diangkat menjadi sekretaris urusann luar negeri Lenin, Trotsky bernegosiasi dengan Jerman untuk mengakhiri keterlibatan Rusai dalam Perang Dunia I.
Pada 1918, Trotsky diangkat sebagai komisaris perang dan mulai membangun kekuatan Red Army, pasukan yang berhasil mengalahkan oposisi anti-komunis di perang sipil Rusia.
Di awal 1920-an, Trotsky diyakini akan menjadi penerus Lenin, tetapi ia kalah dalam perebutan kekuasaan dengan Stalin.