WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, negaranya seperti polisi ketika ditanya mengapa masih mempertahankan pasukan di Afghanistan.
Pernyataan itu Trump lontarkan di tengah perundingan damai dengan Taliban dalam upaya AS mengakhiri perang yang sudah berlangsung dua dekade terakhir.
"Terus terang, kami seperti polisi. Saya pikir penting bagi kami untuk melanjutkan kegiatan yang terjadi dalam sarang mereka," ujar presiden 73 tahun itu.
Baca juga: Trump: Kami Tidak Ingin Afghanistan Jadi Laboratorium Teror
Dia kemudian merujuk kepada tragedi 11 September 2001, dikenal sebagai 9/11, yang berlangsung di menara World Trade Center yang didalangi oleh Al Qaeda.
"Jika Anda melihat yang terjadi saat itu, intinya terjadi di Afghanistan. Mungkin mereka bukan warga lokal. Namun jelas mereka menerima pelatihan," lanjutnya.
Dilansir CNN Minggu (18/8/2019), perang di Afghanistan merupakan keterlibatan terpanjang Negeri "Uncle Sam" sepanjang sejarah dengan kedua kubu tidak bisa saling mengalahkan.
Kepada awak media jelang bertolak ke Washington dari New Jersey, Trump menjelaskan melalui perjanjian damai, dia tak ingin negara itu jadi "laboratorium teror".
Presiden ke-45 AS itu menuturkan pemerintahannya sudah berdialog baik dengan pemerintah Afghanistan maupun Taliban, dan mendapat respons positif.
"Kami akan melihat perkembangannya. Kami akan mempertimbangkan apakah memperpanjang penempatan pasukan kami ataukah tidak," lanjut suami Melania itu.
Kritik menyatakan rencana itu merupakan tanda kekalahan AS dan pengkhianatan di kubu Kabul. Menyikapi kritik itu, Trump menegaskan dia tidak memercayai siapa pun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.