Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Akui Ingin Agar AS Membeli Greenland, tapi..

Kompas.com - 19/08/2019, 10:00 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak membantah adanya kabar yang menyatakan dirinya tertarik dengan Greenland dan ingin agar AS membeli pulau itu dari Denmark.

Akan tetapi, Trump menambahkan bahwa hal tersebut baru sebatas dalam pembicaraan dan bukan menjadi prioritas pemerintahannya saat ini.

"Ini sesuatu yang kami bicarakan," kata Trump mengonfirmasi kabar ketertarikannya pada Greenland yang merupakan bagian dari wilayah Denmark.

"Gagasan itu muncul dan saya katakan dengan pasti, secara strategis hal itu menarik dan kami akan tertarik, tetapi kami akan membicarakannya (dengan Denmark)," lanjut Trump.

Baca juga: Trump Dilaporkan Ingin AS Membeli Wilayah Greenland dari Denmark

Kabar mengenai ketertarikan Trump terhadap Greenland dan keinginannya agar AS membeli wilayah itu dari Denmark pertama kali dilaporkan oleh The Wall Street Journal, Kamis (15/8/2019) pekan lalu.

Media itu, yang mengutip sumber dari pihak-pihak yang dekat dengan diskusi tersebut, menuliskan bahwa Trump telah berkonsultasi dengan penasihatnya terkait kemungkinan AS untuk membeli wilayah Greenland.

Trump, yang dikenal sebagai raja real estate sebelum menjabat presiden AS, disebut penasaran dengan sumber daya alam yang dikandung Greenland, serta relevansi geopolitik kawasan itu.

Saat ditanya tentang kemungkinan mempertimbangkan menukar wilayah AS dengan Greenland, Trump menjawab bahwa "banyak hal yang dapat dilakukan".

"Pada dasarnya, itu seperti kesepakatan real estate yang besar," kata Trump.

Baca juga: Greenland Terbuka untuk Bisnis Tetapi Tidak untuk Dijual

"Wilayah (Greenland) ini sangat merugikan Denmark karena membutuhkan hampir 700 juta dollar AS setahun untuk mempertahankannya.. sedangkan secara strategis, bagi AS, (wilayah) itu akan sangat baik," tambahnya.

Pemerintah Denmark menguasai kawasan pulau seluas 2 juta kilometer persegi itu pada abad ke-18 dan kini menjadi rumah bagi hampir 57.000 penduduk, yang sebagian besar masih lekat dengan komunitas adat Inuit.

Greenland yang berada di antara Atlantik Utara dan Samudera Arktik, memiliki pemerintahan sendiri namun masih menjadi bagian dari Denmark dan bergantung pada dukungan ekonomi negara itu.

Hingga 85 persen wilayah Pulau Greenland tertutup lapisan es setebal lebih dari tiga kilometer dan menjadi 10 persen kandungan air tawar dunia.

Saat ini di Greenland, telah ada pangkalan udara Thule, milik militer AS, yang menjadi pangkalan paling utara. Pangkalan itu telah ada di pulau tersebut selama beberapa dekade.

Baca juga: Lapisan Es di Greenland Mencair Tak Lazim, Begini Dampaknya Bagi Dunia

Sementara itu, menanggapi kabar ketertarikan Trump terhadap wilayah Greenland, Menteri Luar Negeri Ane Lone Bagger, mengatakan wilayahnya terbuka untuk kerja sama bisnis, namun tidak untuk dijual.

"Kami terbuka untuk bisnis, tetapi kami tidak untuk dijual," kata Lone Bagger, kepada Reuters, Jumat (16/8/2019).

Sementara politisi Denmark mencerca ide itu dan menganggapnya sebuah lelucon.

"Itu pasti merupakan lelucon April Mop yang tidak pada waktunya," kata mantan perdana menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen di Twitter.

Baca juga: Greenland Mencair Parah, 2 Miliar Ton Es Hilang dalam Sehari

Sementara ditambahkan pejabat Partai Rakyat Denmark, hal itu menjadi bukti kegilaan presiden berusia 73 tahun tersebut.

"Jika dia benar-benar memikirkan hal ini, maka ini adalah bukti akhir, bahwa dia sudah gila," kata juru bicara urusan luar negeri Partai Rakyat Denmark, Soren Espersen, kepada radio DR.

"Gagasan tentang Denmark menjual 50.000 warganya (di Greenland) ke Amerika Serikat benar-benar konyol," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com