WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang pakar menyatakan, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un disebut bisa lebih berbahaya ketika rakyatnya bersiap menghadapi musim dingin.
Sejak pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump Juni lalu, rezim Kim sudah menggelar setidaknya enam kali uji coba senjata terbaru.
Pakar Korut dari Universitas Clark Profesor Srinivasan Sitaraman mengungkapkan, tes yang dilakukan pemerintahan Kim Jong Un harus dianggap serius.
Baca juga: Kim Jong Un Sangat Puas dengan Uji Coba Rudal Keenam Korea Utara
Dilansir Daily Mirror Sabtu (17/8/2019), Sitaraman menuturkan kekurangan makanan akan dihadapi Korea Utara saat Natal, dan menekan Kim untuk bertindak.
Dia memprediksi pemimpin yang berkuasa sejak 2011 itu bakal terus menunjukkan kemampuan militer karena bergolak atas sanksi yang dijatuhkan, dan mulai beralih ke metode ilegal.
Berbicara dari kampusnya, Sitaraman yang dihormati karena kepakarannya soal Pyongyang menuturkan jika Kim tidak mendapat apa yang dia inginkan, dia bakal terus melanjutkan tes.
"Ini musim panas, jadi segalanya tak berjalan buruk. Tantangan dan masalah yang sesungguhnya baru akan terjadi ketika musim dingin," papar Sitaraman.
Ketika hawa dingin tiba, rakyat Korut bakal merasakan dampak dari sanksi karena kurangnya makanan. Situasi itu bakal membuat Kim terus menentang sanksi.
"Kim Jong Un bakal menyalahkannya kepada PBB dan negara pemberi hukuman. Dia akan berkata 'jika kalian tak mencabutnya, saya akan menaikkan tensinya'," terangnya.
Dalam satu titik ketika negara komunis itu berada di ambang kekurangan stok pangan, mereka bakal melakukan tekanan kepada Washington, yang akan menentukan sikap.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan