Polisi New York Tangkap Gelandangan yang Gegerkan Stasiun Kereta Bawah Tanah Pakai Rice Cooker

NEW YORK, KOMPAS.com - Seorang pemuda gelandangan ditangkao polisi New York setelah keberadaan tiga rice cooker yang sempat membuat geger stasiun kereta bawah tanah.

Larry K Griffin II dijerat dengan tiga tuduhan menempatkan bom palsu. Demikian keterangan yang dirilis Kepolisian New York pada Sabtu waktu setempat (17/8/2019).

Sebagian wilayah kota langsung waspada selama dua jam setelah tiga benda mencurigakan ditemukan pada Jumat 916/8/2019). Dua di stasiun kereta bawah tanah Fulton Street, satu lagi di Distrik Chelsea.

Baca juga: Gara-gara Rice Cooker, Stasiun Kereta Bawah Tanah di New York Ditutup 2 Jam

Dilansir AFP Minggu (18/8/2019), pengunjung kereta segera dievakuasi dengan layanan segera ditangguhkan, dan kereta yang melayani rute Fulton Street segera dialihkan.

Polisi menyatakan, setelah diamankan, diketahui benda yang dicurigai sebagai bom itu merupakan rice cooker (penanak nasi) dengan model yang sama.

Media AS memberitakan, Griffin yang merupakan gelandangan berusia 26 tahun disebut pernah tinggal di Bruno, Virginia Barat, dan mempunyai catatan kriminal.

Kantor Sheriff Logan County mengungkapkan, Griffin setidaknya tiga kali ditangkap dalam delapan tahun terakhir atas sejumlah kasus. Pertama adalah merayu anak di bawah umur.

Kemudian kedua adalah kepemilikan zat yang bisa digunakan sebagai senjata. Kantor sheriff menyatakan Griffin lalu mendapat dakwaan atas dua dakwaan itu.

Dalam rilis resmi di Facebook, penegak hukum juga menjelaskan pria itu masuk daftar pencarian orang setelah tidak melapor, dan tidak adanya peninjauan obat.

Rekaman kamera pengawas menunjukkan Griffin membawa dua rice cooker itu dari kereta belanja, dan menempatkannya di stasiun kereta bawah tanah Fulton Street.

Sepupu Griffin, Tara Brumfield kepada WSAZ3 mengatakan, Griffin memang punya masalah hukum. "Namun Larry kecil adalah orang baik. Dia tak pernah berniat menyakiti siapa pun," ujarnya.

Pada September 2016, rice cooker bertekanan berisi bahan peledak rumahan meledak di Chelsea, melukai 31 orang dan menimbulkan kepanikan sejak tragedi 9/11.

Sejak saat itu, ibu kota keuangan AS itu dihantam dua insiden lain. Seperti Oktober 2017 ketika migran Uzbekistan Sayfullo Saipov menabrak orang di pedestrian.

Aksinya menggunakan truk di kawasan pedestrian Manhattan itu membunuh delapan orang dan melukai 12 lainnya. Insiden lain terjadi Desember 2017.

Saat itu, seorang pria imigran Bangladesh bernama Akayed Ullah meleedakkan bom di terowongan dekat Times Square, dan membuat setidaknya tiga orang terluka.

Baca juga: Rice Cooker dan Setrika Disita, Calon Haji Harus Patungan Beli di Saudi