Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Lanka Selidiki Kasus Gajah Kurus Tikiri yang Dipaksa Bekerja

Kompas.com - 16/08/2019, 18:42 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Pemerintah Sri Lanka telah memerintahkan untuk digelarnya penyelidikan terkait gajah kurus berusia 70 tahun yang masih dipaksa ikut dalam parade festival Buddha.

Menteri Pariwisata dan Margasatwa John Amaratunga mengatakan pihaknya telah memerintahkan kepada otoritas satwa liar untuk menggelar penyelidikan tentang bagaimana gajah Tikiri sampai dipaksa mengikuti parade saat sedang sakit.

"Saya telah diberi tahu kemarin bahwa gajah itu telah roboh," kata Amaratunga dalam pernyataannya, Jumat (16/8/2019).

"Mempertimbangkan apa yang terjadi, saya telah memerintahkan para pejabat untuk melakukan penyelidikan dan memastikan bagaimana dan mengapa seekor gajah yang sedang sakit digunakan dalam perehara (kontes)."

Baca juga: Gajah Kurus di Sri Lanka Ini Dipaksa Berparade di Festival Kostum

"Saya juga telah memerintahkan agar diambil tindakan yang diperlukan terhadap mereka yang bertanggung jawab," lanjut menteri.

Amaratunga menambahkan, pihak kementerian telah menginstruksikan kepada otoritas satwa liar untuk memastikan insiden serupa tidak kembali terjadi di kemudian hari.

Sebanyak sekitar 200 ekor gajah yang ditempatkan di penangkaran telah secara rutin diikutsertakan dalam festival kuil Buddha, termasuk saat festival Esala di Kandy, pada awal pekan ini.

Dalam festival, hewan-hewan raksasa itu akan dipakaikan kostum yang rumit dan diarak keliling kota.

Baca juga: Gajah Suci Lahirkan Anak Kedua, Netizen Diminta Pilih Nama

Pelaksanaan festival itu menuai kecaman setelah terungkap bahwa ada seekor gajah tua dan kurus yang diikutkan dalam arak-arakan, dengan kostum dipakaikan untuk menutupi kondisi kesehatannya.

Setelah menuai protes di media sosial, Kuil Tooth, selaku pihak penyelenggara festival Esala di Kandy, mengatakan bahwa Tikiri bukan gajah kuil dan telah menarik gajah itu dari puncak festival pada Rabu (14/8/2019).

Pakar gajah Asia, Jayantha Jayewardene, menggambarkan, perlakuan terhadap gajah itu sangat tidak pantas.

"Tampak jelas jika gajah itu kekurangan gizi dan hampir mati," kata Jayewardene kepada AFP.

Baca juga: Diduga Mati Tersengat Listrik, Gajah Ditemukan Tinggal Kerangka

"Pemilik memamerkan gajah mereka untuk mendapatkan jasa bagi diri mereka sendiri dan bukan untuk hewan itu. Tindakan ini seharusnya tidak boleh diizinkan," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah foto gajah yang diunggah organisasi Save Elephant Foundation, memperlihatkan gajah kurus yang diikutkan dalam parade festival di Sri Lanka.

Gajah bernama Tikiri itu disebut diikutsertakan dalam parade festival setiap sore hingga malam selama 10 hari berturut-turut dan dipaksa berjalan beberapa kilometer.

Organisasi melanjutkan, orang-orang tidak melihat tubuh kurus gajah Tikiri karena tertutup kostum yang dipakai.

Baca juga: Viral, Video Pawang Pukul Kepala Gajah, Ini Klarifikasinya

"Tidak ada yang melihat air matanya, dia terluka oleh cahaya terang yang menghiasi topengnya, dan kesulitan melangkah ketika kakinya dibelenggu," ujar Save Elephant Foundation.

World Animal Protection menyebut ada 3.000 ekor gajah yang dipakai untuk kepentingan hiburan di Asia, dengan 77 persen di antaranya diperlakukan secara kejam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com