Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Kembali Tembakkan 2 Proyektil ke Laut

Kompas.com - 16/08/2019, 13:16 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara (Korut) kembali menembakkan dua proyektil yang belum teridentifikasi ke laut. Demikian pernyataan dari Korea Selatan (Korsel).

Peluncuran merupakan aksi keenam dalam beberapa pekan terakhir sebagai bentuk protes atas latihan perang gabungan antara Korsel dengan Amerika Serikat (AS).

Dilansir AFP Jumat (16/8/2019), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah menyatakan bahwa peluncuran proyektil itu merupakan "peringatan keras" kepada Korsel.

Baca juga: Kim Jong Un Pakai Jam Tangan Rp 171 Juta saat Awasi Peluncuran Rudal Korea Utara

Secara rutin, Pyongyang mengungkapkan kegusaran akan latihan perang gabungan AS dan Korsel itu karena dianggap sebagai persiapan untuk menginvasi mereka.

Namun meski mengungkapkan protes, di masa lalu mereka menghindari melakukan uji coba senjata dengan manuver dilakukan para diplomat negeri komunis itu.

Berdasar keterangan militer, dua proyektil itu ditembakkan di dekat kota Tongchon di Provinsi Kangwon. Proyektil itu melaju sejauh 230 km sebelum jatuh ke Laut Timur.

Tes terbaru itu terjadi setelah Komite Utara Reunifikasi Damai menyatakan mereka menolak pernyataan yang dibuat Presiden Korsel, Moon Jae-in soal unifikasi.

Pyongyang menyebut Moon sebagai "orang kurang ajar yang jarang ditemukan" karena dia berharap adanya dialog antar-Korea. Namun di sisi lain, dia melanjutkan latihan bersama AS.

Dalam pidato peringatan pembebasan Korea dari penjajahan Jepang pada 1910-1945 Kamis (15/8/2019), Moon berujar tujuannya adalah unifikasi Korea 2045.

Meski, jabatannya sebagai presiden berakhir 2022. "Pidatonya layak mendapat predikat sebagai "pidato peringatan yang bodoh'," demikian kecaman Korut.

Kementerian Unifikasi Korsel menyayangkan komentar Korut yang dianggapnya "tidak konsisten" dengan Deklarasi Panmunjom yang diteken Moon dan Kim April tahun lalu.

"Kami ingin menekankan bahwa komentar seperti itu sama sekali tidak memberi peningkatan terhadap relasi antar-Korea sama sekali," ujar kementerian.

Moon telah mengecilkan uji coba Korut baru-baru ini, bahkan menunjukkan proyeksi ekonomi antar-Korea sebagai cara mengatasi perselisihan Korsel dengan Jepang.

Namun, retorika yang dipakai Moon membuatnya menjadi bahan kritikan, dengan kritikus menyebut presiden berusia 66 tahun itu sebagai "pengejar fantasi perdamaian".

Tipe proyeksi yang diluncurkan tidak diketahui. Namun Korsel menyebut rudal balistik jarak pendek. Sementara Korut beralasan itu adalah sistem roket kaliber besar.

Dalam pernyataan Kantor Kepala Staf Gabungan Korsel, mereka bakal memantau jika ada peluncuran tambahan, sembari meningkatkan persiapan negara.

Merujuk kepada resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB, Korut dilarang untuk meluncurkan rudal balistik maupun melakukan uji coba senjata.

Baca juga: Trump Sebut Kim Jong Un Sudah Meminta Maaf untuk Uji Coba Rudal Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com