Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dikritik, Israel Larang 2 Politisi Perempuan AS Ini Berkunjung

Kompas.com - 16/08/2019, 09:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Israel menyatakan telah melarang dua politisi perempuan Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat berkunjung karena kerap mengkritik mereka.

Ilhan Omar dan Rashida Tlaib yang merupakan anggota House of Representatives (DPR AS) sedianya bakal mengunjungi Tepi Barat dan Yerusalem Timur pekan depan.

Berdasarkan pemberitaan media AS, mereka akan mengunjungi sejumlah kawasan sensitif. Antara lain dataran di bukit Yerusalem bernama Haram al-Sharif (Muslim) atau Kuil Gunung (Yahudi).

Baca juga: Israel Ungkap Iran Berusaha Rekrut Agen Rahasia dari Palestina

Mereka juga diagendakan berkunjung ke aktivis perdamaian baik Israel maupun Palestina, dan mendatangi Tepi Barat seperti Bethlehem, Ramallah, dan Hebron.

Bahkan seperti dilansir AFP Kamis (15/8/2019), keluarga Tlaib yang tinggal di Beit Ur Al-Foqa di Tepi Barat sangat bergairah menyambut kedatangannya.

"Kami sudah mempersiapkan pesta untuknya dan teman politisinya," kata sang nenek, Muftia Tlaib, yang berusia 85 tahun dari rumah keluarga yang dikelilingi pohon zaitun.

Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut kebijakan yang tidak biasa itu merupakan langkah yang tepat mengingat Tlaib dan Omar acap mengkritik mereka.

Netanyahu merujuk kepada aturan yang disahkan pada 2017. UU itu melarang warga asing yang ketahuan menyerukan kritik dan boikot menentang Israel untuk masuk.

"Sebagai negara yang bebas dan menganut demokrasi, Israel sangat terbuka terhadap kritik dan kritisisme. Namun dengan satu pengecualian," jelas Netanyahu.

"UU Israel melarang masuk orang yang berusaha memboikot negara, seperti kasus negara demokrasi lainnya yang melarang masuk individu yang bermaksud menyakiti negara," lanjutnya.

Dia melanjutkan seperti dikutip BBC, tidak ada negara lain di dunia yang menghormati AS serta Kongres seperti Israel. "Tapi, niat dua politisi itu adalah menyakiti kami," tegasnya.

Baik Omar dan Tlaib dikenal melontarkan kritik mengenai pendudukan Tel Aviv atas Tepi Barat dan perlakuan kepada Palestina. Mereka juga dituduh sebagai anti-Semit yang mereka bantah.

Pernyataan dari Kementerian Dalam Negeri Israel juga membenarkan larangan itu. Kementerian mereka menuturkan tak bisa membayangkan jika keduanya dibiarkan masuk.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump di Twitter memang mengatakan Israel bakal menunjukkan "kelemahan besar" jika sampai membiarkan Omar dan Tlaib untuk masuk.

Baca juga: Pembunuhan Khashoggi, Politisi AS Sebut Gedung Putih Jadi Jubir MBS

"Mereka membenci Israel dan warga Yahudi. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah pikiran mereka. Michigan dan Minnesota mempunyai masa yang buruk. Mereka memalukan!" kata Trump.

Kemudian kepada awak media, presiden 73 tahun itu menuturkan dia tidak bisa membayangkan jika sampai membiarkan keduanya berkunjung pekan depan.

"Namun jika mereka membiarkan keduanya masuk, mereka tentu bakal melakukannya. Tetapi, saya tidak bisa membayangkan mengapa mereka harus," paparnya.

Duta Besar AS untuk Israel David Friedman dalam keterangan tertulis mengatakan Washington mendukung dan menghormati kebijakan dari pemerintah Israel.

Friedman menulis, negara itu mempunyai hak untuk melindungi setiap perbatasan dari aktivis sama seperti mereka melindungi negara dari pelaku bersenjata.

Omar merupakan anggota House dari Minnesota yang adalah seorang imigran Somalia. Sementara Tlaib adalah politisi asli Michigan namun keturunan Palestina.

Baca juga: Berfoto dengan Berbagai Hewan Hasil Berburu di Afrika, Politisi AS Dikritik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com