Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai Tropis Krosa Ancam Jepang Barat, Lebih dari 500.000 Orang Dievakuasi

Kompas.com - 15/08/2019, 21:08 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

TOKYO, KOMPAS.com - Hujan lebat telah menerjang wilayah barat Jepang pada Kamis (15/8/2019), saat badai tropis Krosa mulai mencapai daratan.

Pihak berwenang memperingatkan adanya curah hujan total di sejumlah wilayah yang dapat melampaui 1.000 milimeter dalam 24 jam hingga Jumat (16/8/2019) pagi.

Kondisi itu mendorong otoritas setempat untuk memerintahkan evakuasi terhadap sekitar 584.100 orang penduduk ke tempat yang lebih aman, menyusul ketinggian air sungai yang terus meningkat.

Diberitakan Reuters, Badai Krosa, yang namanya memiliki arti burung bangau dalam bahasa Khmer, membawa angin berkekuatan mulai dari 108 hingga 144 kilometer per jam, saat mulai memasuki wilayah daratan di Prefektur Hiroshima, menurut Badan Meteorologi Jepang.

Baca juga: Diterjang Badai Salju Aneh, Kota di Meksiko Ini Tertimbun Salju 1,5 Meter

"Mengingat prakiraan curah hujan dan kekuatan angin yang melebihi rekor, kami meminta kepada warga di daerah yang terdampak untuk menghindari pergi ke luar."

"Warga juga diharapkan melakukan persiapan awal untuk mengungsi jika diperlukan sesuai dengan arahan pihak berwenang setempat," kata Yoshihide Suga, kepala sekretaris kabinet dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2019).

Hingga kini, berdasarkan informasi yang diterima, belum ada laporan mengenai banjir dan hanya sedikit laporan korban luka, termasuk seorang pria tua yang dalam kondisi kritis setelah terpeleset di dermaga dan jatuh ke laut.

Pada 2018 silam, bencana banjir dan hujan lebat di sejumlah lokasi di Jepang barat, telah menewaskan hingga lebih dari 200 orang, di daerah-daerah yang juga bisa dilanda Badai Krosa.

Baca juga: Korban Tewas Topan Lekima di China Meningkat Menjadi 32 Orang

Kenangan bencana yang masih lekat dalam ingatan warga mendorong mereka untuk menuju bisa evakuasi lebih awal.

"Mengingat apa yang terjadi tahun lalu, saya memilih datang ke sini lebih awal," kata seorang warga yang mengungsi ke pusat evakuasi di Kure, yang mengalami kerusakan parah dalam bencana tahun lalu.

"Saya tidak pernah ingin melalui hal-hal seperti tahun lalu lagi," ujarnya yang telah kehilangan rumah akibat badai 2018 dan hingga kini masih tinggal di perumahan sementara.

Badai juga memaksa dihentikannya sejumlah layanan transportasi umum, termasuk kereta peluru Shinkansen, yang berhenti beroperasi untuk wilayah Jepang barat. Seluruh jalur kereta api lokal dan beberapa ruas jalan raya juga ditutup.

Sebanyak 679 penerbangan dilaporkan telah dibatalkan, menurut pemberitaan televisi nasional NHK. Kondisi itu turut membatalkan rencana perjalanan liburan musim panas ribuan calon penumpang.

Baca juga: Setelah Taiwan, Giliran China Bersiap Hadapi Topan Super Lekima

Selain badai tropis, Jepang juga dilanda gelombang udara panas yang dibawa oleh badai, membuat suhu melonjak di bagian utara, dengan satu bagian di prefektur Niigata mencapai 40,7 derajat Celsius.

Sementara di bagian timur negara itu suhu terus meningkat akibat gelombang panas yang membawa suhu tinggi hingga lebih dari 31 derajat Celsius di Tokyo, sejak 24 Juli.

Sebanyak 80 orang telah dilaporkan meninggal akibat gelombang panas dalam dua pekan terakhir, sejak 29 Juli, dengan 31.100 orang dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com