JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perhotelan di Hong Kong terkena imbas dari protes massal yang terjadi selama dua bulan di wilayah itu.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (15/8/2019), anggota parlemen yang mewakili industri pariwisata Hong Kong, Yiu Si-wing, memperkirakan, separuh pengunjung dari China daratan menunda atau bahkan membatalkan perjalanannya ke Hong Kong.
Selama ini, Hong Kong dikenal sebagai surga belanja bagi warga dari China daratan.
Dengan demikian, protes yang berlangsung selama berminggu-minggu tersebut memengaruhi kunjungan warga dan berimbas pada turunnya pemesanan kamar hotel.
Pendapatan dari penjualan kamar turun sebanyak 50 persen pada bulan ini.
Baca juga: Jika Situasi Hong Kong Memburuk, China Tidak Akan Diam dan Duduk Manis
Bahkan, kunjungan dari China daratan yang biasanya mencakup 80 persen dari pemesanan kamar anjlok karena adanya kekhawatiran akan keselamatan mereka.
Sementara, tingkat hunian hotel yang rata-rata berada di angka 90 persen pada semester pertama tahun ini, diperkirakan mengalami penurunan hingga sepertiganya atau lebih.
Aksi protes ini juga berdampak pada turunnya tarif kamar di Hong Kong.
"Dampaknya pada pariwisata sangat besar," ujar Yiu.
CNBC menuliskan, okupansi hotel mengalami penurunan 20 persen pada bulan Juni dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.