Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Radiasi Melonjak Pascaledakan, Rusia Perintahkan Evakuasi Desa Dekat Lokasi Insiden

Kompas.com - 14/08/2019, 21:31 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Otoritas Rusia telah memerintahkan untuk dilakukannya evakuasi penduduk di sebuah desa yang dekat dengan lokasi ledakan uji coba rudal pada Kamis (8/8/2019), yang menewaskan hingga lima orang.

Perintah untuk meninggalkan wilayah itu setelah adanya lonjakan radiasi yang tercatat pascaterjadinya ledakan.

Layanan pemantauan cuaca Rusia, Rosgidromet mengatakan bahwa perangkat sensornya yang berada di kota Severodvinsk, sekitar 30 kilometer dari situs uji coba Nyonoksa, telah mencatat radiasi gamma melampaui level normal pada 4 hingga 16 kali lipat.

"Kami telah menerima pemberitahuan... tentang kegiatan yang direncanakan oleh otoritas militer. Dalam pemberitahuan itu, penduduk Nyonoksa diminta untuk meninggalkan wilayah desa mulai 14 Agustus," kata pihak berwenang di Severodvinsk, seperti dikutip kantor berita Interfax, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Ledakan di Fasilitas Militer Rusia, Tingkat Radiasi Meningkat 16 Kali Lipat di Atas Normal

Kecelakaan yang terjadi pada fasilitas militer Rusia itu masih diliputi kerahasiaan, tetapi menurut badan nuklir negara, Rosatom, insiden terjadi saat dilakukan uji coba sumber daya isotop untuk mesin roket di fasilitas Arkhangelsk.

Ledakan yang terjadi di fasilitas militer di laut lepas wilayah Arktik, pada Kamis (8/8/2019), itu telah menewaskan hingga lima staf badan nuklir Rusia dan melukai lebih banyak lainnya.

Pada Selasa (13/8/2019), kantor berita Rusia, TASS, mengungkapkan, petugas medis yang merawat korban insiden telah dikirim ke Moskwa untuk menjalani pemeriksaan.

Mereka juga diminta untuk menandatangani dokumen perjanjian yang menyatakan tidak akan membocorkan informasi terkait insiden, demikian dikutip TASS dari sumber yang tidak disebutkan identitasnya.

Baca juga: Ledakan di Fasilitas Militer Rusia Akibat Uji Coba Senjata Baru

Rosatom telah menggelar upacara penghormatan bagi lima korban tewas, Senin (12/8/2019), dan menyatakan bakal terus melanjutkan pekerjaan uji coba senjata baru.

"(Hal) terbaik untuk mengingat mereka adalah dengan melanjutkan dan menyelesaikan pekerjaan persenjataan baru tersebut," kata kepala Rosatom, Alexei Likhachev.

Menyusul terjadinya ledakan, otoritas Rusia juga menutup sebagian Teluk Dvina di Laut Putih yang digunakan untuk jalur pengiriman selama satu bulan.

Langkah penutupan itu disebut sebagai upaya untuk mencegah pihak luar melihat operasi mengumpulkan kembali puing-puing rudal.

Pemerintah kota Severodvinsk sebelumnya mengatakan, tingkat radiasi di kota itu naik menjadi 2 microsieverts per jam selama sekitar 30 menit pada Kamis (8/8/2019), sebelum kembali ke tingkat normal sekitar 0,1 microsieverts per jam.

Baca juga: Fasilitas Militer Rusia Meledak Diduga karena Uji Coba Rudal, Ini Tanggapan Trump

Sementara pejabat darurat mengeluarkan peringatan kepada para pekerja untuk tetap tinggal di dalam rumah dan menutup jendela.

Para pakar rudal dari Amerika Serikat meyakini bahwa insiden ledakan yang terjadi di Rusia beberapa waktu lalu merupakan pengujian rudal jelajah 9M730 "Burevestnik".

Rudal jelajah terbaru tersebut sempat digembar-gemborkan Presiden Vladimir Putin pada awal tahun ini.

Namun juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, pada Selasa (13/8/2019), membantah bahwa insiden ledakan itu terkait dengan proyek Burevestnik.

Peskov menambahkan bahwa penelitian dan pengembangan Rusia di bidang rudal bertenaga nuklir "secara signifikan melampaui tingkat yang dicapai oleh negara-negara lain".

Baca juga: Ledakan di Pangkalan Militer Rusia, Korban Tewas Jadi 5 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com