HONG KONG, KOMPAS.com - Penerbangan di bandara Hong Kong dilaporkan kembali dibuka sejak bentrokan yang terjadi antara massa pro-demokrasi dengan polisi.
Ratusan penerbangan terpaksa dibatalkan pada Selasa (13/8/2019) setelah massa melakukan aksi selama dua hari beruntun dan terlibat ricuh dengan aparat yang berusaha mengusir mereka.
Dilansir BBC Rabu (14/8/2019), penerbangan mulai dilanjutkan meski ada yang masih tertunda atau batal dalam demo Hong Kong yang berlangsung dua bulan terakhir.
Baca juga: China Sebut Demo Hong Kong Aksi Mirip Teroris
Setelah dua hari berturut-turut, Otoritas Bandara mengumumkan mereka mendapat perintah sementara berisi larangan bagi pengunjuk rasa untuk memasuki wilayah tertentu.
"Mereka yang berpartisipasi dalam demonstrasi di bandara dilarang di area yang sudah ditetapkan oleh Otoritas Bandara," demikian pernyataan resmi mereka.
Pengamanan tambahan sudah ditempatkan di kawasan-kawasan dimaksud, di mana hanya staf serta penumpang yang membawa tiket masuk yang boleh masuk.
Salah satu bandara tersibuk dunia itu menjadi salah satu pusat kegiatan pegunjuk rasa sejak Jumat (9/8/2019). Namun sebelumnya, aksi berlangsung damai.
Kemudian pada Selasa, peserta unjuk rasa mulai menghalangi penumpang untuk masuk, menjadikan troli barang sebagai barikade, dan melakukan aksi duduk massal.
Beberapa dari pendemo itu membawa tanda bertuliskan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh calon penumpang atas aksi yang mereka lakukan.
Namun, tensi meningkat dengan cepat setelah seorang pria disekap oleh pengunjuk rasa karena dikira sebagai polisi yang menyamar dan membaur dalam kelompok mereka.
Polisi yang mengenakan peralatan anti huru hara dan membawa tongkat pemukul datang dan terlibat kerusuhan. Di satu video, terlihat seorang polisi mengacungkan pistol ke demonstran.
Sebabnya, dia dihajar menggunakan tongkatnya sendiri karena dilaporkan menangkap perempuan. Dia disudutkan dan dihajar habis-habisan sebelum menarik pistolnya.
Aksi dari para pendemo terjadi setelah kepolisian Hong Kong mengakui mereka sengaja menyebar anggota yang menyamar sebagai demonstran untuk mengendalikan situasi.
Terdapat dua orang yang ditangkap dan sempat dianiaya demonstran. Tabloid Global Times kemudian mengonfirmasi salah satunya merupakan jurnalis mereka.
Baca juga: Tongkat Pemukul dan Semprotan Merica Warnai Kerusuhan di Bandara Hong Kong
Sepanjang malam, kelompok penentang pemerintah kemudian merilis permintaan maaf secara daring. Mereka mengungkapkan "takut" dan meminta pertolongan.