Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Target Penembakan Massal, Warga El Paso Ramai Ikut Latihan Menembak

Kompas.com - 14/08/2019, 13:13 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

EL PASO, KOMPAS.com - Pascainsiden penembakan massal yang terjadi di sebuah toko yang menewaskan lebih dari 20 orang, kini semakin banyak warga El Paso, Texas, yang mengikuti latihan menembak.

Mereka berlatih menembak guna mendapatkan setifikasi untuk izin membawa senjata tersembunyi di tempat umum di Texas.

Disampaikan Michael McIntyre, manajer umum Gun Central, salah satu toko penjual senjata terbesar di El Paso, mengatakan terjadi peningkatan penjualan senjata hingga dua kali lipat dalam sepekan setelah serangan di Walmart pada awal Agustus lalu.

Sebagian besar adalah pistol berukuran kecil, yang dapat disembunyikan di pergelangan kaki, atau bahu yang tertutup pakaian.

Baca juga: Dituding Jadi Salah Satu Penyebab Penembakan Massal, Trump Diminta Tak Kunjungi El Paso

Selain itu, McIntyre yang juga membuka kelas menembak, mendapati ada 50 orang yang ikut serta pada hari Sabtu dan 50 lainnya pada hari Minggu.

"Biasanya saya hanya mendapat sekitar tujuh orang di akhir pekan," kata dia, dikutip Reuters.

"Kami mendapati ada dua orang pembeli yang sebelumnya berada di Walmart saat insiden penembakan terjadi. Sedangkan lainnya merasa mereka ingin agar dapat melindungi diri mereka sendiri saat terjadi sesuatu," tambahnya.

"Insiden lalu bukan penembakan massal terakhir yang akan kita temui," ujarnya.

McIntyre mengatakan, dengan membawa atau tanpa senjata, sebagian besar orang tidak akan bisa membalas serangan seperti yang terjadi di Walmart El Paso.

Baca juga: Kisah-kisah Pengorbanan yang Terjadi di Penembakan Massal Texas

Dia berulang kali mengingatkan dalam kelas menembaknya agar mengutamakan melarikan diri dari pada menembakkan senjata.

"Hanya akan ada satu orang dari 100 yang kembali membalas tembakan, sementara 99 lainnya akan melarikan diri," kata McIntyre.

Guadalupe Segovia (35) menjadi salah satu warga El Paso yang memutuskan untuk mengambil kelas menembak setelah terjadinya insiden penembakan massal.

Dia mengatakan, suaminya yang seorang anggota militer telah lama mendorongnya untuk mendapatkan sertifikat menembak dan izin membawa senjata tersembunyi.

Dia mengaku baru merasakan pentingnya untuk mengikuti pelatihan setelah serangan yang terjadi di kota tempat tinggalnya.

"Saya masih akan merasa takut, bahkan meski telah membawa senjata," ujarnya.

Baca juga: Sebut Penembakan Massal di Texas Kejahatan Teroris, Meksiko Ingin Pelaku Diekstradisi

Namun Segovia mengatakan, kelas pelatihan menembak untuk izin membawa senjata tersembunyi tidak akan sebanding jika dihadapkan pada situasi penembakan aktif.

Meski begitu dia berharap dirinya dan saudara-saudaranya dapat mempersiapkan diri.

Segovia mengatakan mungkin akan mengajukan permohonan izin untuk dapat membawa senjata tersembunyi. Tetapi dia juga mengharap adanya perubahan dalam undang-undang senjata di masa depan yang akan mempersulit anak-anak muda untuk mendapatkan senjata api.

"Saya pikir senjata harus menjadi hak istimewa dan untuk keselamatan, bukan agar dapat pergi keluar dan menembaki orang-orang," ujarnya.

Namun harapan Segovia tampaknya masih jauh dari terwujud karena Pemerintah Texas baru-baru ini justru telah menandatangani sembilan undang-undang baru yang didukung Asosiasi Senapan Nasional (NRA) yang bakal semakin memudahkan kepemilikan senjata.

Baca juga: Pelaku Penembakan Massal di Walmart El Paso Texas Mengaku Targetkan Orang Meksiko

Salah satunya yakni mencabut larangan membawa senjata api di tempat-tempat ibadah, sementara lainnya mencegah tuan tanah dari melarang senjata api di properti mereka yang disewakan.

Insiden penembakan massal di Walmart El Paso yang terjadi pada 3 Agustus lalu, telah menewaskan 22 orang dengan 20-an lainnya luka-luka.

Pelaku mengaku alasannya melakukan serangan adalah karena dirinya menentang invasi imigran dan telah mengatakan bahwa dia sengaja menargetkan warga Meksiko di El Paso.

Menurut data sensus AS, El Paso, yang berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas, berbatasan langsung dengan Meksiko dan memiliki populasi 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.

Baca juga: Ini 5 Fakta Insiden Penembakan Massal di Texas dan Ohio

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com