Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Hong Kong, Berikut 5 Fakta Terkini yang Harus Anda Ketahui

Kompas.com - 14/08/2019, 07:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Demo Hong Kong berlangsung intens dalam dua bulan terakhir sejak UU Ekstradisi yang kontroversial mulai mendapat penolakan dari masyarakat.

Aksi itu membuat China gusar yang kemudian menyebutnya sebagai "terorisme", serta mulai menyiagakan pasukan polisi bersenjata di wilayah perbatasan.

Tak hanya itu. Demo Hong Kong tersebut juga membuat bandara internasional terpaksa membatalkan penerbangan dan membuat sebagian penumpangnya mengeluh.

Baca juga: Terganggu Aksi Demo, Ratusan Penerbangan di Bandara Hong Kong Kembali Dibatalkan

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan lima fakta yang harus Anda ketahui mengenai aksi unjuk rasa yang mendapat sorotan dari seluruh dunia itu.

1. Tank dan Kendaraan Lapis Baja China Disiagakan di Perbatasan

Sejumlah kendaraan lapis baja mulai dikerahkan Beijing ke kota yang berbatasan dengan Hong Kong. Itu terlihat dari rekaman dua media yang menunjukkan konvoi di Shenzhen.

Publikasi video itu terjadi di tengah situasi krisis yang tak kunjung membaik, dan disebut terburuk sejak penyerahan Hong Kong dari Inggris ke China 1997 silam.

Dalam video yang diunggah People's Daily, pada Senin (12/8/2019), konvoi kendaraan lapis baja itu disebut dalam rangka perjalanan menuju Shenzhen untuk latihan.

Video berdurasi 39 detik itu menampilkan iring-iringan kendaraan lapis baja yang berjumlah puluhan, yang melintasi ruas jalan, termasuk saat hujan turun.

Karena tidak ada narasi yang muncul dalam video tersebut, spekulasi pun bermunculan terkait apa sebenarnya tujuan pemberangkatan konvoi jumlah besar itu.

Baca juga: Demo Hong Kong: Tank dan Kendaraan Lapis Baja China Disiagakan di Perbatasan

2. 47 WNI Dievakuasi dari Hong Kong

Kementerian Luar Negeri RI (Kemenlu) dikabarkan berhasil mengeluarkan 47 orang WNI yang berada di bandara setempat, dan mendapat apresiasi dari DPR.

Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengatakan, Kemenlu telah melakukan langkah cepat, sistematis, dan taktis untuk menjaga keselamatan dan keamanan warga Indonesia.

"Apalagi, dalam waktu seperti sekarang ini yang di mana demonstran mulai menyasar fasilitas publik berskala Internasional," jelas Kharis melalui rilis tertulis.

Salah satunya adalah tim renang Pelatda DKI Jakarta yang harus tertahan di bandara sejak Senin malam (12/8/2019) sehabis mengikuti Hong Kong Open Swimming Championship 2019

Selain tim pelatda DKI, tim asal Indonesia lainnya yang ikut dalam kejuaraan ini adalah tim PPLM yang terdiri dari atlet renang Universitas Negeri Jakarta, serta atlet renang asal Provinsi Bali.

Baca juga: Berhasil Evakuasi 47 WNI di Hong Kong, DPR Apresiasi Kemenlu

3. Ratusan Jadwal Penerbangan Hong Kong Dibatalkan

Sebanyak ratusan penerbangan terpaksa dibatalkan menyusul adanya demo lanjutan yang dilakukan massa pro-demokrasi pada Selasa waktu setempat (13/8/2019).

Maskapai basis Hong Kong, Cathay Pacific membatalkan lebih dari 200 penerbangan dan meminta wisatawan untuk menunda kepergian dari dan ke Hong Kong.

Penutupan salah satu bandara tersibuk dunia itu terjadi sehari setelah kebijakan serupa diambil buntut adanya 5.000 orang pengunjuk rasa yang datang Senin (12/8/2019).

Bandara Internasional Hongkong merupakan gerbang transportasi internasional utama di Hongkong. Penutupannya akan berdampak serius terhadap aksesibilitas ke pariwisata.

Baca juga: Terganggu Aksi Demo, Ratusan Penerbangan di Bandara Hong Kong Kembali Dibatalkan

4. Peringatan dari Gubernur Terakhir Hong Kong

Gubernur terakhir Hong Kong Chris Patten menyatakan, terdapat dampak yang sangat serius jika China sampai melakukan intervensi untuk memadamkan krisis.

Patten menyebut, saat ini pusat finansial dunia tersebut berada di "tepi jurang" karena pemimpinnya, Carrie Lam, yang tidak menggubris tuntutan pendemo.

Lam menolak untuk mencabut penuh UU Estradisi yang menjadi pemicu demo maupun mengabulkan tuntutan demonstran untuk menyelidiki perilaku yang dibuat polisi.

Dia pun meminta Perdana Menteri Inggris saat ini, Boris Johnson, dan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Bolton untuk bersikap.

"Kepada Duta Besar Bolton, saya berharap dia setuju dengan kami bahwa, bakal terjadi bencana jika China benar-benar beraksi di Hong Kong," pungkasnya.

Baca juga: Jika China Sampai Beraksi di Hong Kong, Maka Bakal Terjadi Bencana

5. Muncul di Konferensi Pers, Pemimpin Hong Kong Ditanya "Kapan Mati?"

Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mendapat sambutan tidak menyenangkan dari para jurnalis ketika muncul dalam konferensi pers untuk membahas demo yang terjadi.

Beberapa saat setelah dia menjelaskan mengenai perkembangan terkini, awak media yang memadati tempat jumpa pers langsung mengajukan pertanyaan yang menohok.

Bahkan, salah satunya bertanya secara mengejutkan. "Nyonya Lam, banyak warga yang menanyakan, kapan Anda akan mati?" tanya wartawan tersebut.

Hujan interupsi itu membuat Lam sempat tertunduk dan menyesap air dalam gelas sebelum menghadapi jurnalis sekali lagi dengan alis meninggi dan membuka mulutnya.

Nampak Lam berusaha menahan air mata. "Tolong pikirkan semenit saja. Ini kota dan rumah Anda. Apakah Anda mau untuk menjatuhkannya ke jurang?" tanyanya.

Baca juga: Muncul dalam Konferensi Pers, Pemimpin Hong Kong Ditanya Kapan Mati?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com