Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Penembakan Marak di AS, Penjualan Ransel Anti-Peluru Meroket

Kompas.com - 13/08/2019, 23:22 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Amerika Serikat kembali diguncang serangkaian insiden penembakan massal yang menambah panjang catatan kasus penyalahgunaan senjata api di negara adidaya itu.

Dua insiden terbaru terjadi di El Paso, Texas dan Dayton, Ohio, yang hanya berselang kurang dari 24 jam dan menewaskan total 31 orang serta melukai puluhan lainnya.

Tragedi penembakan itu telah membuat keluarga korban, warga sekitar, hingga masyarakat AS berduka.

Namun di lain sisi, semakin maraknya insiden penembakan ternyata justru membawa keuntungan bagi produsen ransel anti-peluru, yang mengalami peningkatan penjualan.

Baca juga: Ini 5 Fakta Insiden Penembakan Massal di Texas dan Ohio

Dilaporkan CNN, yang dikutip New York Post, perusahaan Bullet Blocker, yang memproduksi ransel tahan peluru, telah mengalami lonjakan penjualan sebesar 200 persen sejak insiden penembakan pada awal Agustus lalu.

Perusahaan itu didirikan oleh ayah dua orang anak, Joe Curran, pascainsiden penembakan massal di Virginia Tech pada 2007, yang menewaskan 33 orang.

Produsen lainnya, Tuffypacks, bahkan mencatatkan lonjakan penjualan hingga 300 persen.

"Kami selalu melihat lonjakan penjualan dalam beberapa hari hingga minggu setelah penembakan," kata CEO Tuffypacks, Steve Naremore, kepada CNN.

Yasie Sheikh, presiden perusahaan Guard Dog Security, yang juga memproduksi tas anti-peluru, mengaku tidak ingin menarik keterkaitan langsung antara insiden penembakan massal dengan peningkatan penjualan.

Baca juga: Berfoto dengan Anak Korban Penembakan Massal Texas, Trump Menuai Kecaman, Mengapa?

"Apa yang kami temukan adalah terkadang peristiwa memicu kesadaran akan produk yang semakin tinggi," kata Sheikh, kepada CNN.

"Saat saya sekolah, tidak ada latihan penembakan aktif. Tetapi zaman telah berubah," tambahnya.

Tas anti-peluru tersebut bukanlah barang murah, namun para orangtua di AS rela mengeluarkan banyak uang demi ketenangan pikiran mereka.

Ransel anti-peluru buatan Guard Dog Security memiliki hargs berkisar 200 hingga 300 dollar AS (sekitar Rp 2,8 juta hingga Rp 4,2 juta).

Perusahaan Tuffypacks menjual perisai ringan yang dapat dilepas dan dimasukkan ke dalam tas seharga mulai dari 129 dollar AS (sekitar Rp 1,8 juta), serta ransel anti-peluru dengan 24 lapisan bahan anti-balistik seharga 189 dollar AS (sekitar Rp 2,6 juta).

Baca juga: Penembakan Massal Texas Jadi Penembakan ke-250 di AS Sepanjang 2019

Sementara Bullet Blocker menjual panel antipeluru seharga 175 dollar AS (sekitar Rp 2,4 juta) dan ransel seharga 490 dollar AS (sekitar Rp 6,9 juta).

Menurut data dari Gun Violence Archive, penembakan massal di El Paso, Texas merupakan insiden ke-250 sepanjang 215 hari di AS, yang berarti ada 1,16 penembakan setiap harinya.

Dilansir USA Today, organisasi yang menyediakan akses terkait kekerasan bersenjata itu mengelompokkan penembakan massal jika korban yang tertembak atau tewas lebih dari empat, tidak termasuk pelaku.

Sejauh ini, Gun Violence Archive menyebut ada 522 orang yang tewas dalam penembakan massal dengan 2.040 lainnya terluka sepanjang tahun ini.

Baca juga: Berikut 10 Penembakan Massal Paling Mematikan dalam Sejarah AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com