Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika China Sampai Beraksi di Hong Kong, Maka Bakal Terjadi "Bencana"

Kompas.com - 13/08/2019, 18:35 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Mantan Gubernur Hong Kong menuturkan, terdapat dampak yang sangat serius jika China sampai melakukan intervensi untuk memadamkan krisis di sana.

Chris Patten, gubernur terakhir Inggris sebelum Hong Kong diserahkan kepada China berujar, daerah itu kini berada di "tepi jurang" karena pemimpinnya, Carrie Lam.

Baca juga: Muncul dalam Konferensi Pers, Pemimpin Hong Kong Ditanya Kapan Mati?

Lam menolak untuk mencabut penuh UU Estradisi yang menjadi pemicu demo maupun mengabulkan tuntutan demonstran untuk menyelidiki perilaku yang dibuat polisi.

"Saya pikir terdapat peningkatan frustrasi dan kemarahan kepada pemerintah karena menolak tuntutan mereka, dan menimbulkan makin banyak kekerasan," kata Patten kepada BBC Radio 4's Today.

Dikutip AFP Selasa (13/8/2019), otoritas bandara mengumumkan membatalkan keberangkatan pesawat setelah pendemo kembali masuk dua hari beruntun.

Krisis yang terjadi selama 10 pekan terakhir memunculkan jutaan rakyat Hong Kong turun ke jalan, dan menjadi tantangan bagi China sejak menerima kota itu dari Inggris 1997 silam.

Patten pun memperingatkan untuk tidak menciptakan ketegangan lagi. Dia menyoroti China yang memberi kesan kecuali berhenti secepatnya, mereka mempertimbangkan opsi lain.

Apalagi, Beijing sempat merilis latihan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang bermarkas di Hong Kong disertai dengan kalimat "konsekuensi ada di tanganmu".

Dia menjelaskan sudah memahami opsi apa saja yang bisa dipikirkan China jika merujuk kepada sejarahnya. "Kita sudah melihat Xinjiang, Taiwan, dan pendekatan keras di Hong Kong," paparnya.

Politisi 75 tahun itu mendesak Perdana Menteri Inggris Boris Johnson supaya mengambil sikap lebih tegas kepada China, dan juga menyebut Amerika Serikat (AS).

Secara khusus, dia menyatakan supaya Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton membantu. Dia berharap supaya Washington bisa sependapat dengannya.

"Kepada Duta Besar Bolton, saya berharap dia setuju dengan kami bahwa, bakal terjadi bencana jika China benar-benar beraksi di Hong Kong," pungkasnya.

Baca juga: Terganggu Aksi Demo, Ratusan Penerbangan di Bandara Hong Kong Kembali Dibatalkan

Demonstrasi itu terjadi sejak awal Juni ketika oposisi menentang UU Ekstradisi yang mengizinkan terduga kriminal untuk dikirim ke China daratan.

Kritik yang berhembus menyatakan bahwa mereka khawatir kemerdekaan Hong Kong bakal terenggut, dengan aturan itu bisa dipakai untuk membungkam lawan politik.

Meski pemerintah setempat sudah mengumumkan penangguhan peraturan tersebut, publik mendesak supaya mereka memutuskan menarik sepenuhnya UU Ekstradisi.

Tuntutan mereka kemudian menjadi lebih luas dengan seruan penyelidikan independen akan kebrutalan polisi, dan amnesti bagi peserta unjuk rasa yang ditahan.

Hong Kong adalah bagian dari China. Namun mereka menganut "satu negara, dua sistem" yang menjamin otonomi serta hak yang tidak didapatkan di daratan utama.

Baca juga: Mengenal UU Ekstradisi yang Jadi Pemicu Demo Hong Kong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com