Pemerintah China menangguhkan program yang memungkinkan warga dari 47 kota untuk mengajukan izin perjalanan individual ke Taiwan.
Kementerian Pariwisata China mengatakan penangguhan tersebut dengan alasan perkembangan hubungan lintas-selat saat ini.
Taiwan telah mengalami penurunan tajam dalam wisatawan dari China daratan sejak Tsai menjabat tiga tahun lalu, dan Partai Progresif Demokratik (DPP) menuduh Beijing menggunakan pengunjung "sebagai senjata" untuk mengancam pemerintahannya.
Baca juga: Taiwan Terus Siapkan Strategi demi Incar Wisatawan Indonesia
DPP menolak untuk mengakui gagasan bahwa Taiwan adalah bagian pemerintah China di bawah gagasan "Satu China".
Sebagai hukuman, Beijing telah memutus komunikasi resmi, meningkatkan latihan militer, membasmi sekutu diplomatik, dan meningkatkan tekanan ekonomi di pulau itu.
Operator pariwisata mengaitkan penurunan tersebut lantaran media China yang menggambarkan Taiwan dengan lebih negatif, bersamaan dengan peningkatan promosi tur oleh agen perjalanan besar China.
"Sejak 2016, China terus menggunakan turisnya sebagai senjata untuk mengancam DPP," kata pihak Tsai dalam pernyataannya.
Baca juga: Menlu China: AS, Jangan Bermain Api soal Taiwan
"Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan politik semacam itu dan akan membuka lebih lebar untuk merangkul turis dari lebih banyak negara," kata DPP.
Beijing masih mengklaim pulau demokratis yang memerintah sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya dan masih menunggu untuk penyatuan kembali, bahkan jika perlu dengan kekerasan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan