Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 13 Agustus 1961, Berdirinya Tembok Pemisah di Berlin...

Kompas.com - 13/08/2019, 10:33 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tembok Berlin merupakan salah satu simbol paling kuat dan ikon dari Perang Dingin.

Keberadaan tembok pemisah ini pernah menjadi perhatian serius karena memisahkan kehidupan warga selama hampir 3 dekade.

Hari ini 58 tahun lalu, tepatnya pada 13 Agustus 1961, sebuah penghalang besar yang menjadi simbol kekuasaan adi daya pada waktu itu dibangun.

Saat itu, tentara Jerman Timur meletakkan kawat berduri dan batu bata sebagai penghalang antara Berlin Timur yang dikuasai Uni Soviet dengan Berlin Barat yang dipengaruhi Sekutu.

Pembangunan tembok

Setelah Perang Dunia II, wilayah Jerman dibagi menjadi 2 yakni wilayah Jerman Timur yang menjadi bagian dari pendudukan Uni Soviet dan Jerman Barat yang menjadi zona pendudukan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.

Laman DW yang dikutip Kompas.com, Selasa (13/8/2019), menyebutkan, pembagian tersebut juga berimbas pada wilayah Berlin.

Meski secara teknis wilayah Berlin berada di wilayah pendudukan Soviet, namun area kota tersebut terbagi menjadi dua bagian yakni Berlin Timur dan Berlin Barat.

Setelah itu, banyak orang berbondong-bondong hijrah ke Jerman Barat dan meninggalkan wilayah pendudukan Soviet.

Sebanyak 2,5 juta hingga 3 juta warga dari wilayah Timur mencari peluang baru di Jerman Barat.

Hal ini membuat Pemerintah Jerman Timur akhirnya membuat tembok penghalang.

Pada Agustus, pemimpin Komunis Jerman Timur, Walter Ulbricht, mendapat lampu hijau dari Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev untuk membangun tembok pembatas yang membentang di sepanjang perbatasan kedua wilayah.

Tembok Berlin terlihat dari samping Gerbang Brandenburg.Dok. KOMPAS/SVEN SIMON Tembok Berlin terlihat dari samping Gerbang Brandenburg.
Aksi Ulbricht ini menimbulkan reaksi.

Alasannya, karena dua bulan sebelumnya, Ulbricht mengatakan tidak akan membangun pembatas antara kedua wilayah.

"Tidak ada yang memiliki niat untuk membangun tembok," kata Ulbricht pada konferensi pers internasional di Berlin Timur pada 15 Juni 1961.

Akan tetapi, kurang dari dua bulan kemudian, Ulbricht mencabut kata-katanya.

Para pekerja yang mayoritas merupakan tentara dari Jerman Timur mulai membangun pembatas.

Awalnya, tembok ini dibangun dari kawat berduri yang membentang sepanjang 160 kilometer.

Tak lama, kawat tersebut akhirnya digantikan dengan dinding beton setinggi hampir 2 meter.

Ketinggian tembok ditambah menjadi 3 meter pada 1970 untuk menghentikan masyarakat yang berupaya melarikan diri.

Sementara itu, Britannica menuliskan, di beberapa titik, dinding pemisah itu dilengkapi dengan menara pengawas dan lampu sorot.

Petugas Jerman Timur yang dikenal sebagai Volkspolizei (Volpos) berpatroli di Tembok Berlin pada siang dan malam.

Tembok ini bukan hanya berfungsi membatasi wilayah barat dan timur, tetapi juga menutup seluruh akses antara Berlin Timur dan Barat selama 28 tahun ke depan.

Penolakan tembok

Setelah pembangunan tembok, banyak penduduk Berlin yang langsung terpisah dengan sanak saudara di bagian kota lain.

Mereka terkejut dan tidak menyangka sebuah pemisah akan melintang di tengah-tengah Kota Berlin.

"Sebuah penghalang kamp konsentrasi telah membentang melalui pusat Berlin," ujar Wali Kota Berlin Barat, Willi Brandt beberapa jam setelah tembok awal didirikan.

Segera setelah itu, warga Berlin Barat yang dipimpin oleh Brandt mengadakan unjuk rasa mengkritik pihak Barat khususnya AS karena telah gagal mengambil sikap menentang keberadaan tembok pemisah itu.

Ini karena sebelumnya, Presiden AS, John F. Kennedy mengatakan secara terbuka bahwa Amerika Serikat hanya dapat benar-benar membantu warga Berlin Barat dan Jerman Barat.

Ia menyebutkan, tindakan apa pun atas nama Jerman Timur hanya akan mengakibatkan kegagalan.

Sejak berdirinya tembok, pada 1961 hingga runtuhnya pada tahun 1989, total terdapat 5.000 orang Jerman Timur yang berusaha menembus blokade untuk menyeberang.

Selain itu, lebih dari 5.000 orang lainnya gagal menembus blokade tembok serta 191 orang meninggal saat berusaha untuk melintasi pembatas.

Akhirnya, kegagahan tembok yang menjadi simbol segregasi tersebut runtuh saat massa dari Jerman Timur dan Jerman Barat berkumpul di Tembok Berlin dan mulai memanjat serta membongkarnya.

Aksi massa ini didorong oleh runtuhnya Soviet pada akhir dekade 1990-an dan penerapan sejumlah reformasi liberal yang dilakukan oleh Jerman Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com