HONG KONG, KOMPAS.com - Polisi Hong Kong mengakui, ada anggotanya yang menyamar sebagai pendemo anti-pemerintah demi meredam kerusuhan yang terjadi Minggu (11/8/2019).
Menurut juru bicara kepolisian, beberapa anggotanya menjadi "beberapa karakter", dan menyatakan mereka hanya menargetkan "perusuh yang sangat ekstrem".
Pernyataan itu keluar setelah muncul video yang memperlihatkan polisi Hong Kong berpakaian seperti pendemo melakukan penangkapan, dikutip BBC Senin (12/8/2019).
Baca juga: 5 Fakta Seputar Demo Hong Kong
Demonstrasi yang sudah berlangsung selama dua bulan itu belum menunjukkan tanda bakal berhenti sejak upaya menentang UU Ekstradisi yang kontroversial.
Dalam konferensi pers yang berlangsung Senin, Deputi Komisaris Polisi Tang Ping-keung membela penyamaran yang dilakukan jajarannya dalam menangkal unjuk rasa.
"Saya bisa katakan bahwa keberadaan polisi kami yang menyamar tidak bermaksud memprovokasi siapa pun. Kami tidak meminta mereka menciptakan keonaran," tegas Tang.
Dia melanjutkan, mereka sengaja mengerahkan anggota yang menyamar demi mengincar pengunjuk rasa yang kedapatan membawa ketapel atau bom molotov.
Sementara Asisten Komisaris Polisi Mak Chin-ho yang juga mendapat pertanyaan terkait kerusuhan Minggu membantah ada perempuan terluka karena ditembak proyektil.
Gambar perempuan yang mengalami pendarahan di mata kirinya kemudian berkembang luas di media sosial, dan menginspirasi pendemo dalam aksi selanjutnya.
Antara lain mereka mengenakan perban di mata sebagai respons ketika menduduki Bandara Internasional Hong Kong, dan menyebabkan kelumpuhan selama sehari.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan