Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Pelaku Penyerangan Masjid Norwegia Bantah Semua Tuduhan

Kompas.com - 12/08/2019, 19:29 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,AFP

BAERUM, KOMPAS.com - Tersangka pelaku penyerangan masjid di Norwegia, yang juga dituduh telah membunuh saudara tirinya, menolak semua tuduhan yang ditujukan kepadanya.

Pemuda berusia 21 tahun yang telah diidentifikasi media setempat sebagai Philip Manshaus itu telah ditahan setelah melepaskan tembakan di sebuah masjid di dekat Oslo, pada Sabtu (10/8/2019) lalu.

Dia juga diduga telah menghabisi nyawa saudara perempuan tirinya yang berusia 17 tahun, yang jasadnya ditemukan polisi di kediamannya.

Namun dia menolak tuduhan telah membunuh saudara tirinya itu.

Baca juga: Penembakan di Masjid Norwegia Diperlakukan sebagai Aksi Teror

Manshaus ditahan di Masjid Al-Noor di kota Baerum, dekat ibu kota Oslo, setelah sempat melepaskan tembakan ke arah jemaah, melukai satu orang di antaranya.

Tindakannya berhasil digagalkan dua jemaah masjid yang memukul dan menahan tersangka hingga aparat polisi datang untuk menangkapnya.

Kepolisian Norwegia pun menangani kasus penyerangan itu sebagai tindakan terorisnya, yang juga ditolak oleh tersangka.

Dalam sidang penahanan yang gelar tertutup pada Senin malam, kepolisian Norwegia akan meminta pengadilan untuk menempatkan tersangka dalam isolasi selama empat minggu.

Pengacara tersangka, Unni Fries, mengatakan kepada AFP bahwa kliennya telah menolak seluruh tuduhan yang dijatuhkan kepadanya.

Baca juga: Pria Usia 65 Tahun Ini Gagalkan Serangan Bersenjata di Masjid Norwegia

Sebelumnya diberitakan, saksi mata insiden penembakan melihat tersangka memasuki gedung masjid di Baerum sambil membawa setidaknya dua senjata, yang berupa senapan dan pistol.

Tersangka yang menerobos jendela kaca masjid sempat melepaskan tembakan sebelum ditaklukkan oleh seorang pria jemaah berusia 65 tahun bernama Mohamed Rafiq.

Rafiq sempat terkena peluru yang ditembakkan tersangka namun hanya menderita luka ringan, sehingga masih dapat meringkus tersangka dan menahannya hingga polisi datang.

Beberapa jam setelah serangan, petugas polisi yang menggeledah tempat tinggal tersangka menemukan jasad seorang perempuan remaja berusia 17 tahun, yang kemudian diidentifikasi polisi sebagai saudara tiri tersangka.

Korban yang berasal dari China diketahui telah diadopsi oleh ayah tersangka, demikian menurut media setempat.

Sementara penjabat kepala polisi Rune Skjold mengatakan bahwa tersangka diduga kuat memiliki pandangan ekstrem kanan dan anti imigran.

Baca juga: Berfoto dengan Anak Korban Penembakan Massal Texas, Trump Menuai Kecaman, Mengapa?

Hasil penyelidikan kemudian menemukan adanya sebuah pesan yang menyerukan perang antar-ras di forum internet, EndChan, yang diunggah sesaat sebelum serangan, oleh seseorang yang mengaku bernama Philip Manshaus.

Penulis pesan mengaku memuja tersangka teroris yang menyerang dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Maret lalu, yang menewaskan 51 orang.

Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg menyatakan aksi itu merupakan "serangan langsung bagi Muslim di sana", sekaligus mengungkap kembali luka kelam delapan tahun silam.

Pada 22 Juli 2011, seorang ekstremis sayap kanan bernama Anders Behring Breivik menyerang simpatisan Partai Buruh dan menewaskan hingga 77 orang.

Baca juga: Joe Biden Sebut Lidah Beracun Trump Pemicu Tragedi Penembakan Massal AS

Norwegia dikenal sebagai negara yang menerapkan aturan kepemilikan senjata ketat, dengan izin harus diberikan oleh kepala polisi setempat, berdasarkan Perpustakaan Kongres AS.

Usai penembakan massal pada 2011, seluruh senjata otomatis, semi-otomatis, maupun yang sejenis dilarang, dengan saat ini diyakini terdapat 1.537.000 pucuk yang beredar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com