Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduduki Ribuan Demonstran, 100 Penerbangan di Bandara Hong Kong Terganggu

Kompas.com - 12/08/2019, 18:53 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Hong Kong International Airport yang merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia, terpaksa membatalkan sejumlah pesawat yang dijadwalkan tebang dari bandara itu.

Pembatalan ini akibat adanya demonstrasi anti pemerintah yang membuat terminal utama bandara diduduki ribuan demonstran selama 4 hari terakhir.

Dalam pernyataannya hari ini, Senin (12/8/2019), petugas bandara mengaku operasionalisasi penerbangan di sana dalam kondisi sangat terganggu akibat banyaknya pendemo yang berkumpul di sana.

“Informasi yang saya terima, di gedung terminal penumpang bandara terdapat lebih dari 5.000 demonstran,” kata Humas Kepolisian setempat, Kong Wing-Cheung seperti dikutip Kompas.com dari BBC, Senin (12/8/2019).

Bandara membatalkan semua penerbangan. Setidaknya lebih dari 100 penerbangan yang dijadwalkan akan dilaksanakan setelah pukul 18.00 waktu setempat, dibatalkan.

Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan perjalanan menuju bandara yang pada tahun 2018 dinobatkan sebagai pusat transit internasional ini.

Gas Air Mata

Meskipun demikian, pesawat yang sudah terbang menuju bandara ini akan tetap diizinkan mendarat.

Para demonstran ini banyak yang tidak terima atas tindakan polisi yang terekam kamera menembakkan gas air mata dan amunisi dari jarak dekat pada massa yang menggelar aksi, Minggu (11/8/2019).

Sebagian dari mereka menutup mata menggunakan perban sebagai respons atas tertembaknya seorang perempuan oleh kepolisian menggunakan peluru proyektil yang membuat bagian matanya berdarah-darah pada aksi Minggu (11/8/2019).

Aksi pada hari Minggu berawal damai, namun berujung anarki ketika para demonstran menduduki jalanan yang tidak diizinkan oleh petugas kepolisian.

Aksi saling serang pun terjadi.

Polisi membubarkan demonstran menggunakan peluru karet dari jarak dekat dan memukul beberapa di antaranya menggunakan pentungan.

Mereka pun membalas dengan melemparkan bom minyak dan batu bata ke arah petugas.

Hingga saat ini, aksi demo yang terjadi sejak Juni ini tidak juga menunjukkan tanda-tanda mereda.

Kemarahan warga dipicu oleh RUU ekstradisi yang diusulkan pemerintah China yang dinilai dapat mengikis kebebasan warga Hong Kong.

Hong Kong adalah bagian dari China, namun warganya memiliki kebebasan pers dan independensi peradilan lebih luas daripada warga China daratan.

Hal ini dikenal dengan istilah “satu negara, dua sistem”.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com