Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Hong Kong, Kapankah Berakhir?

Kompas.com - 12/08/2019, 18:28 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber ABCNews

HONG KONG, KOMPAS.com - Aksi demo di Hong Kong, yang ditandai bentrokan dengan aparat maupun menduduki bandara, sudah berlangsung selama 10 pekan berturut-turut.

Pendemo penentang pemerintah sudah mengajukan lima tuntutan. Di antaranya adalah penarikan UU Ekstradisi yang kontroversial, dan menyelidiki cara polisi menangani aksi protes.

Dengan demo di Hong Kong yang sudah berlangsung lebih dari dua bulan, terdapat satu pertanyaan yang timbul: kapankah akan berakhir? Berikut penjelasannya dikutip ABC Minggu (11/8/2019).

Baca juga: 5.000 Pengunjuk Rasa Padati Bandara Hong Kong, Seluruh Sisa Penerbangan Dibatalkan

Tak Ada Kompromi

Zhang Xiaoming, kepala Kantor China Macau dan Hong Kong (HKMAO) menolak tuntutan yang diberikan pendemo, namun mempertimbangkan penyelidikan setelah demonstrasi berhenti.

Dia mengatakannya di hadapan sekitar 500 pejabat pro-Hong Kong. Termasuk di antaranya politisi, pengusaha, hingga tokoh berpengaruh di kota perbatasan Shenzhen.

"Pemerintah pusat sangat khawatir dengan situasi di Hong Kong, dan sudah membuat rencana level strategis serta membuat gambaran penuhnya," kata Zhang.

Beijing menuntut supaya para pengunjuk rasa memberikan dukungan bagi Kepala Eksekutif Carrie Lam dan Kepolisian Hong Kong. Pesannya jelas: tak ada kompromi.

Antony Dapiran, pengacara sekaligus penulis buku City of Protest: A Recent History of Dissent in Hong Kong berujar, jarak antara pemerintah dengan warganya makin lebar.

"Dan jika tidak ada upaya untuk memperpendek jarak tersebut, maka pengunjuk rasa bakal terus menerus turun ke jalan," kata pengacara yang berbasis di Hong Kong itu.

Sejak dimulai pada awal Juni lalu, eskalasi aksi protes di Hong Kong makin meningkat dengan bentrok antara polisi dan pendemo dan berdampak pada lalu lintas hingga penerbangan.

Polisi menyatakan, mereka sudah menggunakan hampir 800 kaleng gas air mata selama dua bulan terakhir karena bentrokan yang terjadi di berbagai titik kota.

Dapiran berargumen bahwa tuntutan pendemo sudah tidak bisa dibendung. tetapi menjadi pertanyaan besar di tengah upaya pemerintah China dan Hong Kong memulihkan citra.

Baca juga: Gas Air Mata dan Peluru Karet Tak Mampu Atasi Unjuk Rasa, Polisi Hong Kong Kerahkan Meriam Air

Akankah China Mengirim Pasukannya?

Setelah berhari-hari aksi yang terjadi, kecaman China makin keras setelah demonstran mulai menargetkan simbol sensitif kedaulatan. Lambang negara dicoret dan bendera diceburkan ke laut.

Karena itu, retorika yang muncul adalah Beijing tidak segan-segan mengirim Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) untuk mengamankan pusat finansial dunia tersebut.

Pemerintah bahkan merilis video latihan PLA yang bermarkas di Hong Kong dengan salah satu prajurit berteriak "konsekuensi ada di tangan kalian" dalam bahasa Kanton.

Halaman:
Sumber ABCNews
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com