Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Militer Inggris Senilai Rp 102 Miliar Dilaporkan Jatuh di Dekat Sekolah Dasar

Kompas.com - 12/08/2019, 15:17 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

CARDIFF, KOMPAS.com - Sebuah laporan terbaru dari Kementerian Pertahanan Inggris mengungkap insiden melibatkan perangkat drone milik militer bernilai miliaran rupiah, yang nyaris membahayakan warga sipil.

Laporan terbaru yang dirilis Kementerian Pertahanan mengungkapkan bahwa sejauh ini telah ada lima unit pesawat tak berawak milik militer yang dibeli dari perusahaan Perancis, Thales, telah jatuh di wilayah Wales.

Dalam salah satu insiden yang terjadi pada 13 Juni 2018, sebuah drone pengawas bernama The Watchkeeper WK050 seharga 6 juta poundsterling (lebih dari Rp 102 miliar) dilaporkan jatuh ke atas pohon tak jauh dari sebuah sekolah dasar.

Dalam laporan BBC yang dilansir Express.co.uk, drone militer tersebut jatuh pada jarak kurang dari satu kilometer dari Sekolah Dasar Penparc di desa kecil Aberporth, Wales.

Baca juga: AS Klaim Tembak Jatuh Drone Iran, Teheran: Trump Berkhayal

Saat insiden jatuhnya drone militer itu, diketahui bahwa anak-anak sekolah tersebut sedang mengikuti kegiatan dalam rangka hari olahraga.

Beruntung tidak sampai timbul korban luka dalam insiden tersebut, baik dari para siswa sekolah dasar maupun warga di sekitar lokasi jatuhnya drone.

Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan terkait masalah tersebut.

Dirilisnya laporan lebih dari setahun setelah insiden tersebut dilakukan menyusul adanya permintaan tentang Kebebasan Informasi kepada kementerian pertahanan.

Dalam laporan disampaikan kronologi terjadinya insiden jatuhnya drone militer tersebut.

Baca juga: Terbangkan Drone Tanpa Izin di Pangkalan Militer, Dua Warga Singapura Diadili

Disebutkan dalam laporan bahwa drone tersebut telah mendarat jauh dari lokasi pendaratan yang semestinya, sehinga kemudian kembali diterbangkan ke titik tujuan.

Namun sistem komputer disebut telah gagal membaca bahwa drone telah mendarat, sehingga otomatis membatalkan perintah pendaratan saat menuju ujung landasan.

Mesin drone pun membawa pesawat nirawak itu terbang naik.

Ketika perangkat drone berada pada ketinggian 12 meter dari permukaan tanah, pilot drone mematikan mesin, yang lantas memicu terjadinya kecelakaan.

Dalam laporan juga disebutkan bahwa perintah mematikan mesin drone telah menyebabkan kecelakaan.

Setelah mesin drone mati, pesawat tanpa awak itu meluncur di atas jalan sebelum kemudian menabrak pohon, sekitar 900 meter dari titik pendaratan yang seharusnya.

Baca juga: Gara-gara “Drone”, 2 Pesawat dari Jakarta Terlambat Mendarat di Changi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com