Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Mencapai Indonesia Emas 2045, Menurut Mahfud MD Ini yang Harus Dibenahi

Kompas.com - 12/08/2019, 14:20 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD berkata, penegakan hukum dan keadilan akan memainkan peran krusial dalam rangka mencapai Indonesia Emas 2045 atau seratus tahun umur Indonesia.

“Hukum dan keadilan berfungsi sebagai landasan nasionalisme Indonesia,” kata Mahfud saat menjadi pembicara utama di Dialog Kebangsaan Meningkatkan Nilai Kebersamaan: Menuju Indonesia Emas 2045 di KBRI Singapura, Minggu siang (11/8/2019).

Mahfud menjelaskan tanpa adanya penegakan hukum yang serius, kesetiaan warga terhadap republik dapat luntur seiring waktu. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengambil contoh sederhana dari birokrasi.

Baca juga: Kenangan Jokowi, Susi, hingga Mahfud MD akan Sosok KH Maimun Zubair...

Mahfud menjelaskan bagaimana birokrasi yang berbelit-belit membuat pengusaha harus menyuap dan warga diperas.

Dia menuturkan fakta itu membuat pengusaha memilih hengkang ke luar negeri dan membuka usaha di sana. "Pelayanan birokrasi ke depan harus berlandaskan asas pemerintah yang tersenyum kepada rakyat," katanya.

Mahfud melanjutkan jika penegakan hukum tidak becus maka akan terjadi pembusukan melalui proses penyimpangan dari hukum (disorientation), ketidakpercayaan (distrust), pembakangan (disobedience), dan disintegrasi bangsa (disintegration).

Berbicara panjang lebar, Mahfud menekankan kondisi geopolitik menunjukan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi Indonesia Emas yaitu Indonesia yang gagah dan berdaulat, tetapi jalan menuju ke sana harus dibenahi.

Selain penegakan hukum dan keadilan, mantan menteri pertahanan ini juga menyampaikan tiga poin lain yang perlu ditangani.

Pertama adalah memperkokok kebersatuan dalam kebhinekaan dengan menguatkan pluralisme, toleransi, dan demokrasi. Kedua melawan radikalisme dan gerakan yang mengancam integritas ideologi dan teritori Indonesia.

Dan yang terakhir serta tidak kalah penting adalah mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi agar tidak dijadikan sebagai alat pemicu dan pembakar radikalisme.

Hadirin dialog kebangsaan kemudian menanyakan mengenai apakah konsep NKRI Bersyariah bakal mejadi ancaman atau peluang bagi Indonesia Emas 2045.

Baca juga: Mahfud MD: Pidato Jokowi Bagus, Tapi Butuh Tindakan Lebih Berani...

Akademisi kelahiran Sampang, Madura, itu kemudian menjawab dengan lantang bahwa konsep NKRI Bersyariah pada dasarnya sudah selesai.

“Bersyariah di antaranya adalah menegakan keadilan, menghargai Hak Asasi Manusia, membangun ekonomi rakyat, semua itu sudah ada dalam ideologi Pancasila kita” jelas Mahfud.

Mahfud melanjutkan dengan memberikan imbauan untuk bersyariah dalam substansi lain, misalnya dengan perilaku adil dan jujur.

Acara itu berdurasi selama dua jam, dan dibuka langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya.

Pantauan Kompas.com di lokasi, terlihat ratusan hadirin mulai dari Pekerja Migran Indonesia (PMI), pelajar, profesional, emak-emak hingga pengusaha menghadiri acara ini.

Turut hadir di lokasi adalah mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Sumatera Barat Jeffrie Geovanie, pengusaha nasional Boyke Gozali serta intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) Akhmad Sahal.

Baca juga: Cengkeraman dan Bisikan, Kenangan Terakhir Mahfud Bertemu Mbah Moen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com