Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah "Falaq", Sistem Pertahanan Rudal Terbaru yang Dikembangkan Iran

Kompas.com - 10/08/2019, 21:36 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters,AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran memperkenalkan sistem pertahanan rudal terbarunya yang diberi nama "Falaq", pada Sabtu (10/8/2019).

Sistem pertahanan rudal yang telah ditingkatkan secara lokal itu disebut mampu menjangkau hingga 400 kilometer dan dapat menangkap lokasi rudal jelajah, balistik, hingga drone milik musuh.

Dilaporkan stasiun televisi negara, Falaq memiliki bentuk kendaraan berat yang dilengkapi instalasi radar bergerak, yang diklaim merupakan versi yang lebih baik dari sistem Gamma.

Para pakar militer menilai, sistem pertahanan itu merupakan perombakan dan peningkatan dari sistem milik Rusia.

Baca juga: Iran Klaim Sita Kapal Tanker Asing yang Coba Selundupkan Minyak

"Sistem (pertahanan) ini memiliki kemampuan tinggi dan dapat mendeteksi segala jenis rudal jelajah dan balistik, maupun drone," kata Komandan Pertahanan Udara Tentara Reguler Iran, Brigadir Jenderal Alireza Sabahi-Fard.

Ditambahkannya, Falaq merupakan versi peningkatan yang dirombak secara lokal dari sistem yang telah lama tidak beroperasi, demikian dikutip kantor berita semi-resmi, Mehr.

Namun Sabahi-Fard tidak mengungkapkan dari negara mana sistem pertahanan tersebut berasal.

Sementara dilaporkan kantor berita ISNA, Falaq merupakan versi lokal dari radar pengawasan Gamma, yang mengambil referensi dari sistem buatan Rusia.

Baca juga: Presiden Iran kepada AS: Perang dengan Kami adalah Awal dari Segala Perang

Diberitakan kantor berita itu, Falaq dikembangkan dari sistem pertahanan yang lama tidak berfungsi karena pemberlakuan sanksi, kurangnya suku cadang, serta ketidakmampuan teknisi asing untuk melakukan perbaikan.

Menurut ISNA, selain mampu mendeteksi rudal balistik dan jelajah, serta drone dan pesawat siluman, sistem Falaq disebut mampu dihubungkan dengan jaringan pertahanan udara Iran dan sistem rudal S-300 yang diperoleh dari Rusia.

Iran telah memasang sistem S-300 pada Maret 2016 setelah penundaan selama beberapa tahun karena adanya kesepakatan nuklir 2015, yang ditandatangani bersama dengan negara-negara kekuatan dunia demi pencabutan sanksi internasional.

Pengungkapan sistem pertahanan rudal terbaru Iran itu dilakukan di tengah peningkatan ketegangan yang terjadi antara Teheran dengan Washington.

Baca juga: Menterinya Disanksi AS, Presiden Iran: Mereka Takut dengan Menlu Kami

Analis militer Barat mengatakan, Iran sering melebih-lebihkan kemampuan senjatanya, meski tetap khawatir dengan program misil balistik jarak jauh, yang turut mendorong Washington keluar dari kesepakatan nuklir 2015 tahun lalu.

Sebelumnya, Iran juga telah memperkenalkan tiga jenis rudal kendali presisi terbaru mereka pada Selasa (6/8/2019), yang menunjukkan kesiapan negara itu dalam mempertahankan diri dari serangan AS.

Ketiga rudal terbaru Iran tersebut masing-masing adalah "Yasin", "Balaban" dan seri "Ghaem", yang dikembangkan bersama oleh kementerian pertahanan dengan Industri Elektronik Iran, Sa Iran.

Dilaporkan Fars, "Yasin" merupakan rudal kendali pintar udara-ke-udara dengan sayap lipat yang dapat ditembakkan dengan jarak 50 kilometer dari sasaran, serta dapat ditembakkan dari pesawat berawak maupun tak berawak.

Baca juga: Iran Ungkap 3 Rudal Kendali Terbaru: Yasin, Balaban, dan Ghaem

Kemudian "Balaban" digambarkan sebagai rudal yang dipandu GPS dan sensor, serta dilengkapi sayap lipat dan dapat dipasang di bawah pesawat. Sementara "Ghaem" yang terdiri dari beberapa seri, merupakan rudal pencari panas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com