Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Hari Raya Idul Adha, Warga Afghanistan Rindukan Perdamaian

Kompas.com - 10/08/2019, 09:45 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

JALALABAD, KOMPAS.com - Di sebuah pasar yang terbuka di salah satu kota di Afghanistan timur, tampak pada pedagang yang menunggui kambing-kambing berbulu lebat.

Sementara di dekatnya, seorang pelanggan dengan cermat memilih hewan yang akan dikurbankan dalam perayaan Hari Raya Idul Adha, yang akan datang.

Itulah pemandangan yang terlihat di sebuah pasar di Jalalabad, Rabu (7/8/2019), di mana pelanggan memeriksa hewan kurban yang akan dipilih.

Dengan cermat pelanggan itu melihat ukuran serta warna bulu kambing, yang sebagian telah diwarna merah muda, sementara sebagian lainnya tampak memiliki bulu hitam lurus.

Baca juga: Seperti Apa Perayaan Idul Adha di Beberapa Negara Arab?

Hewan-hewan tersebut nantinya akan disembelih untuk merayakan Hari Raya Idul Adha, yang akan jatuh pada Minggu (11/8/2019) besok.

Akan tetapi masih ada satu pertanyaan penting yang belum terjawab menjelang perayaan hari raya kurban umat Muslim itu.

Yakni apakah mereka dapat merayakan Hari Raya Idul Adha dalam damai, ataukah masih harus berhadapan dengan ancaman terjadinya peperangan, yang telah berlangsung selama empat dasawarsa.

"Kami haus akan perdamaian di Afghanistan. Setiap hari, banyak dari kami yang terbunuh. Kami merayakan Hari Raya Idul Adha dengan kabar duka," ujar Sayed Jan, salah seorang penduduk Jalalabad.

Baca juga: Ingin Beli Hewan Kurban untuk Idul Adha? Ikuti Tips-tips Ini...

Seperti banyak warga Afghanistan lainnya, Jam mengaku masih ingat dengan baik saat perayaan Idul Fitri pada tahun lalu yang berlangsung damai.

Jan ingat bagaimana gencatan senjata singkat antara pasukan Taliban dengan pemerintah Afghanistan telah membawa perdamaian, dengan pihak-pihak yang bertikai saling meletakkan senjata dan bertukar salam.

Suasana pasar terbuka di kota Jalalabad, Afghanistan timur, tempat banyak pedagang menjual hewan korban menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha.AFP / NOORULLAH SHIRZADA Suasana pasar terbuka di kota Jalalabad, Afghanistan timur, tempat banyak pedagang menjual hewan korban menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha.
Tahun ini, Amerika Serikat dan Taliban secara luas diyakini telah berada semakin dekat dengan dorongan untuk kesepakatan yang akan melihat tentara Amerika meninggalkan Afghanistan dengan imbalan berbagai jaminan dari Taliban.

Akan tetapi, bahkan saat perundingan tampaknya sedang berlangsung, medan perang terus terjadi dan korban sipil terus bertambah.

Bulan Juli lalu bahkan disebut sebagai bulan paling mematikan selama lebih dari dua tahun terakhir, dan belum jelas kapan gencatan senjata mungkin datang.

Baca juga: Taliban Tutup Puluhan Fasilitas Kesehatan di Afghanistan

Sambutan menjelang perayaan Hari Raya oleh pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada, pada Kamis (8/8/2019) lalu, yang sangat dinantikan ternyata tidak menyebut tentang gencatan senjata, yang diharapkan oleh banyak warga Afghanistan.

"Taliban harus duduk bersama dengan pemerintah Afghanistan demi mencapai perjanjian perdamaian dan mereka harus mengumumkan gencatan senjata selama perayaan Hari Raya Idul Adha," ujar warga lainnya, Hamim Sadiq.

"Penduduk Afghanistan harus merayakan Hari Raya Idul Adha dalam damai. Kami telah kehilangan segalanya selama peperangan lebih dari 40 tahun," tambahnya.

Jalalabad menjadi satu dari banyak kota di Afghanistan yang menderita akibat konflik. Tak hanya dari pertempuran dengan Taliban, namun juga kelompok ISIS, yang masih menyisakan kehadirannya di kota itu sejak 2015.

Akibatnya, kota Jalalabad kerap menjadi sasaran serangan yang menargetkan kelompok-kelompok ISIS, dan warga kota ikut merasakan dampaknya.

Baca juga: Diancam Taliban, Radio Swasta di Afghanistan Memilih Tutup

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com