Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Bersenjata dan Berompi Pelindung Ditahan Polisi saat Memasuki Walmart

Kompas.com - 09/08/2019, 16:03 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

SPRINGFIELD, KOMPAS.com - Kepolisian AS menahan seorang pria bersenjata yang membawa 100 butir amunisi, yang berjalan masuk ke sebuah pusat perbelanjaaan di Springfield, Missouri, Kamis (8/8/2019).

Pria tak dikenal itu juga mengenakan rompi pelindung saat masuk ke Walmart Springfield, memicu ketakutan pengunjung, yang belum dapat melupakan insiden penembakan massal di El Paso, Texas, akhir pekan lalu.

Tidak ada peluru yang ditembakkan tersangka dalam insiden pada Kamis itu, juga tidak diketahui motifnya membawa senjata ke dalam mal tersebut.

Baca juga: Dua Pria Bersenjata Serbu Sekolah di Brasil, Delapan Orang Tewas

"Seorang pria kulit putih berusia 20-an dan membawa senjata, dilumpuhkan oleh seorang petugas pemadam kebakaran bersenjata yang sedang tidak bertugas."

"Dia menahan tersangka hingga ada petugas yang tiba di lokasi kejadian dan membawa tersangka ke tahanan," tulis pernyataan polisi yang diunggah secara online.

Insiden itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 16.00 petang, di Walmart Springfield yang berada di bagian barat daya kota.

Belum jelas apakah pria itu membuat ancaman atau bahkan melakukan tindak kejahatan. Identitas tersangka tidak dirilis dan tidak ada informasi tentang kemungkinan tuduhan yang diberikan.

Baca juga: Sekelompok Pria Bersenjata Menyerbu Hotel Berbintang di Pakistan

Dilaporkan surat kabar lokal, Springfield News-Leader, polisi meyakini jika pria itu bermaksud menciptakan kekacauan, tetapi pihak berwenang masih berusaha menentukan motif di balik tindakan pria tersebut.

"Itu adalah situasi yang sungguh menakutkan dan berbahaya," kata polisi di lokasi kejadian kepada media.

Polisi akan menyelidiki akun sosial pria tersebut untuk mencoba mencari tahu ada tidaknya ancaman yang ditujukan.

Missouri merupakan negara bagian AS yang cukup terbuka, yang memungkinkan warga untuk membawa senjata api secara terbuka tanpa perlu izin khusus, tetapi ada sejumlah batasan, misalnya terhadap pelaku tindak kejahatan yang dihukum.

Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Amerika Serikat dikejutkan dengan dua insiden penembakan massal terpisah yang menyebabkan total 31 orang tewas.

Pada Sabtu (3/8/2019), seorang pemuda 21 tahun melepaskan tembakan secara membabi buta menggunakan senapan AK-47 di dalam Walmart El Paso, di Texas.

Baca juga: Pria Bersenjata Pisau Serang Siswa Sekolah di China, Tujuh Anak Tewas

Sebanyak 22 orang tewas, termasuk dua yang meninggal di rumah sakit. Sedangkan 24 orang lainnya harus dirawat.

Kurang dari 24 jam setelahnya, insiden penembakan lain terjadi di luar sebuah bar di Dayton, Ohio, Minggu (4/8/2019) dini hari dan menewaskan hingga sembilan orang, termasuk saudara perempuan pelaku.

Polisi masih menyelidiki motif penembakan di Ohio, yang disebut belum jelas. Sementara pelaku penembakan di El Paso telah ditahan tak lama seusai insiden.

Diduga pelaku penembakan di El Paso berlatar belakang kebencian rasial, setelah polisi menemukan sebuah manifesto online yang diyakini diunggah tersangka sebelum insiden.

Baca juga: Diduga Terdapat Pria Bersenjata, Polisi Kepung Bangunan di Brussels

Sementara itu, Presiden AS Donal Trump, dengan didampingi ibu negara, mengunjungi kedua kota tempat terjadinya penembakan massal, meski sempat mendapat penolakan dari warga setempat.

Para pengkritik menuduh Trump termasuk dalam pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya penembakan massal karena turut mengobarkan ketegangan dengan retorika tentang anti-imigran dan rasial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com