Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Kekuatan, 12.000 Polisi China Ikuti Latihan Anti-Huru Hara di Perbatasan Hong Kong

Kompas.com - 07/08/2019, 18:53 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

SHENZHEN, KOMPAS.com - Otoritas China kembali unjuk kekuatan dengan menggelar latihan yang diikuti ribuan polisi anti-huru hara di seberang perbatasan Hong Kong.

Latihan tersebut seolah menjadi cara pemerintah China dalam menyampaikan peringatan tentang kemampuan untuk mengakhiri aksi protes berkepanjangan yang tengah terjadi di Hong Kong.

Dilansir AFP, latihan tersebut dilangsungkan pada Selasa (6/8/2019) di kota Shenzhen, China selatan, yang berbatasan dengan kota semi-otonom itu.

Gelaran latihan besar-besaran itu langsung menarik perhatian di dunia maya, karena kemiripannya dengan bentrokan yang sedang berlangsung di Hong Kong.

Baca juga: China Ingatkan Pengunjuk Rasa Hong Kong Agar Tidak Bermain Api

Sebuah rekaman latihan menunjukkan pasukan polisi yang menghadap ke arah "pengunjuk rasa" yang mengenakan topi konstruksi dan masker, mirip dengan massa demonstran di Hong Kong.

Saat kerumunan massa itu mulai menyerang polisi dengan tongkat panjang, para petugas mulai mendorong balik dengan perisai anti-huru hara dan menembakkan gas air mata.

"Seluruh pasukan polisi di Shenzhen selalu siap!" tulis pihak kepolisian dalam sebuah posting online tentang latihan pada Selasa lalu, yang disebut melibatkan hingga 12.000 petugas polisi.

Video tersebut menjadi yang kedua dirilis otoritas China dalam waktu kurang dari seminggu, yang menunjukkan kemampuan pihak keamanan China dalam menindak aksi demonstrasi, sehingga makin memicu spekulasi tentang kemungkinan akan adanya intervensi dari polisi dan militer daratan ke Hong Kong.

Baca juga: Tayangkan Peta Tanpa Taiwan, Acara TV di China Diselidiki

Sebelumnya, militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga telah merilis video propaganda yang memperlihatkan latihan pasukan bersenjata dalam menghadapi aksi unjuk rasa di Hong Kong.

Sementara tentang latihan polisi di Shenzhen, meski menunjukkan kemiripan dengan situasi yang tengah terjadi di Hong Kong, pihak kepolisian menyebut latihan itu diselenggarakan sebagai langkah keamanan publik menjelang perayaan 70 tahun Republik Rakyat China di bulan Oktober.

"Saat ini, prioritas utama (Presiden China) Xi Jinping adalah menjaga situasi Hong Kong tetap terkendali sehingga perayaan 1 Oktober tidak akan terpengaruh," kata analis politik, Willy Lam.

Hong Kong telah terjerumus ke dalam situasi krisis terburuk dalam sejarah setelah massa pengunjuk rasa pro-demokrasi turun ke jalan dan mulai kerap terlibat bentrokan dengan aparat keamanan.

Baca juga: Militer China Rilis Video Propaganda Latihan Menghadapi Aksi Unjuk Rasa

Situasi tersebut awalnya dipicu aksi menentang Undang-Undang Ekstradisi yang kini telah ditangguhkan, namun gerakan telah berkembang menjadi menuntut reformasi demokrasi secara luas.

Pemerintah Beijing pada Selasa (6/8/2019) telah mengeluarkan peringatan keras terhadap para pengunjuk rasa di Hong Kong untuk tidak "bermain api".

Menurut Undang-Undang Dasar Hong Kong, pasukan dari China daratan dapat beroperasi di kota itu jika pemerintah setempat memintanya.

Otoritas Hong Kong juga dapat meminta bantuan pemerintah pusat dari garnisun di kota itu untuk membantu dalam pemeliharaan ketertiban umum dan situasi bencana.

PLA telah menempatkan garnisun di Hong Kong sejak penyerahan kembali wilayah itu dari Inggris ke pemerintah China pada 1997.

Baca juga: Ini 5 Cara China Menanggapi Unjuk Rasa dan Kerusuhan di Hong Kong

Meski kepolisian dari China daratan tidak diizinkan beroperasi di kota semi-otonom itu, menurut Pasal 18 pemerintah pusat dimungkinkan untuk secara efektif menangguhkan hukum Hong Kong jika terjadi "keadaan perang" atau "kekacauan" yang membahayakan keamanan dan persatuan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com