Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Bobol Rp 28 Triliun untuk Danai Program Senjata

Kompas.com - 07/08/2019, 15:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Korea Utara disebut telah mencuri uang sebesar 2 miliar dollar AS, atau Rp 28,4 triliun, dari serangan siber untuk mendanai program senjata mereka.

Berdasakan laporan rahasia PBB yang bocor, Pyongyang menargetkan bank serta serta penukaran mata uang kripto untuk mengumpulkan uang.

Kepada BBC Selasa (6/8/2019), sumber mengonfirmasi bahwa kini PBB tengan menyelidiki 35 serangan siber yang dipakai Korea Utara mendanai program senjatanya.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal sebagai Peringatan kepada AS dan Korsel

Kabar bocornya laporan rahasia itu muncul setelah negara komunis itu melakukan empat uji coba rudal dalam dua pekan terakhir dengan peluncuran terakhir terjadi Selasa.

Dalam pernyataan Rabu (7/8/2019), Pemimpin Korut Kim Jong Un berkata peluncuran itu merupakan peringatan kepada Korea Selatan (Korsel) dan AS.

Kim merujuk kepada latihan perang gabungan yang hendak dilakukan dua negara. Korut menyatakan agenda itu adalah pelanggaran terhadap kesepakatan.

Dalam laporan yang diserahkan kepada Komisi Sanksi Korut Dewan Keamanan PBB, Korea Utara menggunakan serangan siber untuk meningkatkan pendapatan.

Para ahli juga menyelidiki aktivitas penambangan dunia maya, penggunaan komputer yang kuat untuk menghasilkan mata uang virtual untuk mendulang pundi-pundi.

Serangan itu membuat Korut bisa melakukan aksinya tanpa takut dilacak dan mematuhi regulasi pemerintah asing terkait sektor perbankan mereka.

Laporan itu juga menyatakan Korut sudah melanggar sanksi PBB dengan melakukan transfer antar-kapal untuk memperoleh bahan pembuat senjata pemusnah massal.

Sejak 2006, DK PBB sudah menjatuhkan serangkaian sanksi yang melarang ekspor termasuk batu bara, besi, tekstil, dan juga pembatasan impor minyak.

Dalam pertemuan perdana dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada 12 Juni 2018, Kim setuju untuk tidak menghelat uji coba senjata nuklir.

Selain itu, Kim juga bersedia tidak melakukan uji coba rudal balistik. Namun sejak perundingan Vietnam Februari 2019, upaya denuklirisasi Korut terhenti.

Sebagai tanggapan atas laporan yang bocor itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS meminta kepada seluruh dunia untuk mencegah Korea Utara.

"Kami meminta setiap negara untuk bertanggung jawab dengan menghentikan akitivitas serangan siber Korea Utara yang dipakai mendanai rudal balistik dan senjata pemusnah massal," kata juru bicara tersebut.

Baca juga: Tanggapi Latihan Gabungan AS dan Korsel, Korea Utara Ancam Luncurkan Lebih Banyak Rudal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com