Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Mulai Bangkit di Tengah Rencana AS Memulangkan Pasukan

Kompas.com - 07/08/2019, 14:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) disebut mulai bangkit di tengah rencana Amerika Serikat (AS) menarik pasukan.

Pernyataan itu disampaikan lembaga pengawas Kementerian Pertahanan AS sekitar lima bulan sejak kelompok itu dinyatakan kalah setelah benteng terakhir mereka direbut.

Menurut Kantor Inspektur Jenderal seperti dilansir AFP Selasa (6/8/2019), ISIS disebut memanfaatkan kelemahan pada pasukan lokal untuk menguntungkan mereka.

Baca juga: Kemenlu Dalami Kabar Terbunuhnya WNI Anggota ISIS

"Meski kehilangan 'kekhalifahan teritorialnya', ISIS memperkuat kemampuan gerilyawan di Irak dan bangkit kembali di Suriah kuartal ini," demikian laporan itu.

Dalam laporan kantor pengawas, ISIS bisa kembali memperkuat kelompoknya karena tentara setempat antara lain tak bisa melaksanakan operasi jangka panjang.

Kemudian mereka juga tidak kuat jika harus menggelar misi jangka pendek secara simultan, maupun mempertahankan daerah yang mereka rebut sebelumnya.

Kebangkitan ISIS itu terjadi setelah AS menyelesaikan "penarikan parsial" dari Suriah, meski langkah itu mendapat sorotan dari komandan lapangan.

Pasalnya, milisi lokal yang didukung AS, Pasukan Demokratik Suriah (SDF) masih butuh pelatihan dan dukungan peralatan demi menunjang misi kontra-terorisme.

Tahun lalu, Presiden Donald Trump mendeklarasikan kemenangan atas ISIS dan memerintahkan penarikan tentara. Kebijakan yang memicu pengunduran diri Menteri Pertahanan Jim Mattis.

Baca juga: Seorang WNI Perempuan Anggota ISIS Ditemukan Terbunuh di Suriah

Memicu Kekacauan

Penarikan itu hanya menyisakan sejumlah kecil personel militer di timur laut Suriah, daerah yang masih belum dikuasai rezim Bashar al-Assad.

Laporan itu menyatakan ISIS menargetkan serangan bom bunuh diri, penyergapan, dan pembunuhan dengan Irak sudah membangun jaringan komando dan logistik untuk menunjang misi.

Strategi kelompok itu adalah menimbulkan kekacauan di wilayah yang sudah direbut dan mencegah pasukan setempat melakukan kontrol efektif.

"Koalisi pimpinan AS yakin kekuatan ISIS berjumlah 14.000-18.000 orang, dengan 3.000 di antaranya merupakan warga negara asing," ujar laporan tersebut.

Ketika pertama kali mengumumkan "kekhalifahan" pada 2014, ISIS menguasai sebagian besar Irak dan Suriah. Namun mereka kemudian terdesak serangan udara AS dan koalisinya.

Baca juga: Diduga Ingin Gabung ISIS di Suriah, 2 Warga Singapura Ditahan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com