Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ya Tuhan, Pria Ini Menembaki Saya"

Kompas.com - 06/08/2019, 22:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

EL PASO, KOMPAS.com - Seorang pria yang merupakan korban luka penembakan massal Texas menuai pujian karena berani mengganggu si pelaku dengan cara melemparkan botol ke arahnya.

Chris Grant tengah berbelanja di Walmart El Paso pada Sabtu (3/8/2019) ketika pemuda 21 tahun bernama Patrick Crusius datang sambil membawa senapan serbu AK-47.

Baca juga: Benarkah Video Game Kekerasan Berakibat pada Maraknya Penembakan Massal di AS?

"Saya mendengar suara tembakan. Jadi saya berlari ke arah ibu saya dan berusaha melindunginya," kata Grant dalam wawancara kepada CNN dilansir New York Post Selasa (6/8/2019).

Setelah memastikan ibunya selamat, Grant mengatakan dia langsung keluar dan melihat tersangka penembakan massal yang menewaskan 22 orang itu di tempat parkir.

Pria 50 tahun itu mengungkapkan, dia melihat Crusius tengah mengincar pengunjung lain. Karena itu untuk mencegahnya, dia melempar botol ke si pelaku.

Salah satu lemparan tepat mengenai Crusius. Namun Grant menuturkan, dia kini yang menjadi sasaran tembak pemuda yang disebut menuliskan manifesto "rasis" itu.

"Terdengar suara boop boop boop. Saya kemudian berpikir 'Ya Tuhan, pria ini menembaki saya'," ujar Grant yang mengisahkannya dari balik ranjang rumah sakit.

Grant tertembak dua kali, dengan dua peluru itu menghantam langsung rusuknya. Dia menyebut rasanya seperti seseorang menarik granat tangan tepat di punggungnya.

Namun alih-alih merasa sakit karena lukanya, Grant menyatakan dia justru lebih sakit mengingat bagaimana para pengunjung memohon ampun dalam bahasa Spanyol.

Grant mengingat bagaimana Crusius dengan kejam tetap menembak mereka di kepala. "Padahal mereka sudah berteriak 'Tolong! Tolong! Jangan bunuh saya'," katanya.

Dia kemudian mengisahkan bagaimana seorang gadis kecil melihat kedua orangtuanya dibunuh tepat di depan matanya. "Berapa banyak kebencian yang ada di hatinya hingga dia setega itu?" tanyanya.

Grant melanjutkan, dia diselamatkan oleh "malaikat penyelamat". Yakni seorang petugas bea cukai yang langsung membantu memapahnya ke dalam ambulans.

Baca juga: Kisah-kisah Pengorbanan yang Terjadi di Penembakan Massal Texas

"Selamanya saya akan berutang budi kepada dia karena saya merasa dia sudah menyelamatkan nyawa saya," tutur Grant. Dia menolak jika disebut sebagai pahlawan.

"Saya merasa hanya melakukan apa yang orang baik harusnya lakukan," tukasnya. Lebih lanjut, Crusius dituntut hukuman mati karena kejahatan rasialis.

Beberapa jam setelah penembakan massal di Texas, terjadi kembali insiden serupa di Dayton, Ohio, pada Minggu dini hari (4/8/2019).

Pelaku yang merupakan pemuda 24 tahun bernama Connor Betts menyerang kawasan populer hiburan malam bernama Oregon, dan membunuh sembilan orang.

Polisi menyebut Betts mengenakan pakaian pelindung dan membawa senapan dengan kapasitas magasin sekitar 100 butir. Dia tewas setelah ditembak oleh polisi kurang dari semenit.

Baca juga: INFOGRAFIK: 10 Penembakan Massal Paling Mematikan di AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com