Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Video Game Kekerasan Berakibat pada Maraknya Penembakan Massal di AS?

Kompas.com - 06/08/2019, 19:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dalam pidatonya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut video game dan sakit jiwa sebagai penyebab maraknya penembakan massal.

Pidatonya muncul setelah terjadi dua penembakan mengerikan yang terjadi dalam rentang waktu kurang dari 24 jam di Ohio dan Texas pada akhir pekan lalu.

Trump mengatakan video game yang beredar selama ini berkontribusi terhadap penembakan massal karena "merayakan kekerasan" dan menyebutnya sangat mengerikan.

Baca juga: INFOGRAFIK: 10 Penembakan Massal Paling Mematikan di AS

"Kita harus menghentikan glorifikasi kekerasan yang terjadi di masyarakat ini. Termasuk salah satunya adalah permainan video yang mengerikan," katanya.

Benarkah pernyataan Trump itu? Memang benar bahwa beberapa pelaku penembakan massal setidaknya sejak 2012 memainkan permainan yang menyuguhkan kekerasan.

Adam Lanza, pelaku yang membunuh 26 murid dan staf sekolah di SD Sandy Hook Connecticut 2012 silam memainkan video game. Termasuk di antaranya berjudul "School Shooting".

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Penembakan Massal Paling Mematikan di AS

Nikolas Cruz, pembunuh 17 murid dan guru dalam penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas Parkland Februari tahun lalu dilaporkan menghabsikan 15 jam bermain game.

Namun profesor psikologi di Universitas Stetson Chris Ferguson yang sengaja meneliti isu itu mengatakan, tidak ada hubungan kuat antara game dengan penembakan massal.

Dia menyebut ratusan juta di seluruh dunia game tembak-tembakan first person seperti Fortnite atau Call of Duty. Namun, semuanya tidak menjadi pelaku penembakan massal.

"Video game kekerasan tidak menyumbangkan penembakan massal. Tidak keseluruhan atau sebagian. Hanya, kemungkinan merusak seseorang," ujar Ferguson di Twitter.

Sementara Persatuan Psikolog Amerika menyebut ada hubungan antara bermain video game dan menonton film kekerasan dengan meningkatnya agresivitas pada anak.

Namun sebagaimana diwartakan AFP Senin (5/8/2019), temuan itu hanyalah satu dari salah satu faktor berisiko jika dihubungan dengan insiden penembakan.

Baca juga: Kisah-kisah Pengorbanan yang Terjadi di Penembakan Massal Texas

Penyakit Jiwa

Trump juga menyebut penyakit jiwa merupakan faktor lain yang membuat 22 orang tewas dalam penembakan di Walmart El Paso, Texas, dan sembilan dalam peristiwa di Dayton, Ohio.

"Penyakit jiwa dan kebencianlah yang memicu pelatuknya. Bukan senjata," ujar Trump. Memang ada beberapa kasus yang merujuk kepada ucapan presiden 73 tahun itu.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com