WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump mengusulkan baik kepada Partai Republik dan Demokrat tentang aturan pengetatan senjata dan reformasi imigrasi.
Pernyataan itu dia sampaikan setelah terjadi dua penembakan massal pada akhir pekan lalu di mana total 29 orang tewas. Banyak kalangan menuduh retorika Trump penyebabnya.
Dalam serangkaian kicauan jelang pidato, Trump menyerukan aturan bipartisan terkait pemeriksaan latar belakang, dan menggabungkanya dengan aturan imigrasi.
Baca juga: Sebut Penembakan Massal di Texas Kejahatan Teroris, Meksiko Ingin Pelaku Diekstradisi
"Kami harus memiliki sesuatu yang hebat, jika tidak HEBAT, supaya bisa keluar dari dua peristiwa tragis ini!" seru Trump seperti diberitakan AFP Senin (5/8/2019).
Suami dari Melania itu tidak menjelaskan bagaimana bisa dua produk legislasi, yakni aturan pengetatan senjata dan imigrasi, bisa dijadikan satu.
Trump menyoroti migran, baik legal maupun ilegal, selama masa kekuasaannya. Dia terus menekankan isu itu ketika maju kembali dalam Pilpres 2020 mendatang.
Budaya penggunaan senjata mengakar di AS dan upaya untuk memperketat aturan kepemilikan senjata api telah memecah belah meskipun penembakan massal dipandang hal biasa.
Pada Februari, House of Representatives yang dikuasai Demokrat sempat mengusulkan adanya pengetatan dalam pemeriksaan latar belakang calon pembeli senjata.
Namun, usulan peraturan itu tidak mendapat dukungan cukup di level Senat yang saat ini masih berada dalam cengkeraman Partai Republik sehingga berlalu begitu saja.
Berdasarkan organisasi nonprofit Gun Violence Archive, kejadian di Texas dan Ohio merupakan penembakan nomor 250 dan 251 di AS sepanjang tahun ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.