EL PASO, KOMPAS.com - Pasangan suami istri dilaporkan menjadi korban tewas demi melindungi bayi mereka dalam penembakan massal yang terjadi di Texas akhir pekan lalu.
Penembakan massal yang terjadi di Walmart El Paso Sabtu pagi itu (3/8/2019) mengakibatkan 20 orang tewas, dan menjadi satu 10 penembakan massal terburuk dalam sejarah AS.
Suami istri Andre dan Jordan Anchondo awalnya hendak berbelanja kebutuhan sekolah bersama bayi mereka berusia dua bulan, dengan meninggalkan putri mereka ikut latihan pemandu sorak.
Baca juga: Trump: Tersangka Penembakan Massal AS adalah Orang Sakit Jiwa
Dilansir Daily Mirror dan New York Post Minggu (4/8/2019), awalnya pihak keluarga mendapat kabar bahwa Jordan tewas dan menjadi perisai bagi putranya.
Namun adik Andre, Tito Anchondo, kemudian menuliskan sebuah pesan di Facebook pukul 18.30 waktu setempat. "Sudah dipastikan. Dia telah tiada," kata Tito.
Dalam keterangan keluarga, mereka diberi tahu bahwa pria berusia 24 tahun itu meloncat ke depan dan menerima tembakan dari pelaku yang menggunakan senapan serbu AK-47.
Tito menjelaskan beberapa jam setelah penembakan, saat itu otoritas datang kepadanya dan memintanya untuk mengenali Andre di rumah sakit setempat.
Saat itu dia melihat keponakannya juga dirawat di rumah sakit. Bayi itu dilaporkan mengalami patah tulang karena ibunya jatuh menimpanya setelah ditembaki.
"Kami sangat putus asa untuk mengetahui bagaimana kabar kakak saya," tutur Tito. Keluarga sempat berharap jika Andre adalah salah satu dari korban luka.
Namun setelah melakukan pencarian, Tito melanjutkan keluarga mulai percaya bahwa Andre sudah tewas dengan jenazahnya saat ini berada di Walmart El Paso.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.