Tersangka juga mengklaim bahwa tindakannya melakukan penembakan massal di Walmart, Texas, sebagai bentuk membela negara dari penggantian budaya dan etnis yang disebabkan oleh invasi.
Menurut data sensus AS, El Paso, yang berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas, terletak di Sungai Rio Grande yang menandai perbatasan AS dengan Meksiko, memiliki populasi 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.
"Saat ini kami memiliki manifesto dari individu ini yang menunjukkan sampai taraf tertentu jika dia memiliki hubungan dengan potensi kejahatan rasial," kata Kepala Kepolisian El Paso, Greg Allen, dalam konferensi pers.
Tersangka kemudian menuliskan bahwa kemungkinan dirinya akan mati setelah melakukan penembakan.
Baca juga: Penembakan Massal di Walmart Texas, Polisi Selidiki Dugaan Motif Rasial
"Jika saya tidak dibunuh oleh polisi, maka saya mungkin akan ditembak mati oleh salah satu penjajah.
"Tertangkap dalam kasus ini jauh lebih buruk daripada mati selama penembakan karena saya akan mendapatkan hukuman mati," lanjut isi dokumen itu.
Namun tersangka pelaku penembakan massal di Texas itu dilaporkan telah menyerah kepada polisi seusia melakukan aksinya dan tidak sampai terjadi baku tembak dengan petugas.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan