Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pertama Kali, Pelari Paralimpik Tembus Olimpiade

Kompas.com - 04/08/2019, 10:00 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kompetisi olahraga selalu menyajikan hal tak terduga. Jika biasanya atlet dengan keterbatasan berlomba di ajang khusus. Namun pelari Oscar Pistorius mampu menembus gelaran Olimpiade 2012 di London.

Hari ini, pada 4 Agutus 2012, pelari asal Afrika Selatan ini merupakan orang pertama yang diamputasi dan mampu berlomba di ajang Olimpiade.

Terlahir tanpa kedua kaki

Oscar Pistorius lahir pada 22 November 1986 di Johannesburg, Afrika Selatan. Ia terlahir tanpa fibula di kedua kaki.

Dikutip dari CNN, Minggu (4/8/2019), hal ini membuat kedua kakinya harus diamputasi pada usia 11 bulan. Setelah itu, ia pun mulai mengenakan alat bantu yang menopang aktivitas hariannya.

Baca juga: Bertemu Susi Susanti, Pebulu Tangkis Paralimpik Ini Punya Cerita Menarik

Melansir laman History, karirnya dimulai saat Pistorius berkompetisi di Summer Paralympics 2004 di Athena, Yunani.

Saat itu ia berhasil membawa pulang medali emas dalam kompetisi lari 200 meter dengan catatan waktu 21,97 detik. Pistorius juga memenangkan medali perunggu di nomor 100 meter.

Setelahnya dia dikenal dengan julukan Blade Runner dan the fastest man on no legs, karena bilah prostetik serat karbon yang ia kenakan untukmengikuti kompetisi.

Kemenangan itu membuat Pistorius diusulkan untuk mengkuti kompetisi bersama dengan atlet berbadan sehat.

Penolakan federasi

Namun federasi atletik, Association of Athletics Federations (IAFF), membatalkan rencana itu dan melarang Pistorius mengkuti perlombaan.

Menurut IAFF, alat bantu yang digunakan Pistorius untuk menopang tubuhnya sehingga bisa berlari dan beraktivitas, dianggap memberi keuntungan yang tidak adil.

Federasi tersebut juga menyatakan, alat itu dapat memberi Pistorius kekuatan tambahan. IAFF yang telah melakukan tes ilmiah, mengklaim alat itu memungkinkan Pistorius mendapat tambahan energi dibanding dengan atlet biasa.

Akan tetapi, setelah putusan tersebut, Pistorius mengajukan banding. Usahanya berhasil, dan pada Mei 2008, Pengadilan Arbitrasi menolak keputusan IAFF sehingga larangan itu dicabut.

Lalu pada tahun yang sama, Pistorius mengikuti gelaran Paralimpiade di Beijing, China. Uniknya, ia memenangkan medali emas di nomor jarak 100, 200, dan 400 meter. Lebih lanjut, ia pun mencetak rekor dunia di nomor 400 meter dengan catatan waktu 47,49 detik.

Baca juga: Sejarah Manis bagi Indonesia di Paralimpik Games 2016

Selama beberapa tahun berikutnya, Pistorius terus bersaing melawan atlet-atlet bertubuh lengkap. Ia juga sempat tergabung ke dalam tim Afrika Selatan pada Kejuaraan Dunia Atletik di Korea Selatan, Juni 2012. Dalam kompetisi tersebut, tim Afrika Selatan berhasil memenangkan medali perak dalam estafet 4 x 400 meter.

Perlombaan lain yang ia ikuti setelah itu adalah Kejuaraan Atletik Afrika. Dalam ajang tersebut, ia mampu meraih medali perak di nomor 400 meter individu.

Tak hanya sampai di situ, pelari kebanggan Afrika Selatan ini pun terilih sebagai atlet paralimpik pertama yang berlomba di ajang Olimpiade pada tahun 2012.

Oscar Pistorius (tengah) saat tampil di Olimpiade London 2012AFP Oscar Pistorius (tengah) saat tampil di Olimpiade London 2012
Olimpiade London

Terpilihnya Oscar Pistorius dalam jajaran atlet dalam gelaran Olimpiade mengejutkan banyak orang.

Ia memulai penampilannya dengan mengambil tempat kedua dalam nomor 400 meter dan berhasil masuk ke semifinal. Namun langkahnya harus tertahan kala ia mendapatkan peringkat terakhir dalam fase ini, sehingga membuatnya gagal menembus fasae final.

Kemudian di nomor etafet 4 x 400 meter, Pistorius beserta tim melanjutkan perlombaan. Kala itu, Pistorius seharusnya memulai lari dari leg ketiga.

Tetapi sebelum ia sempat mendapatkan tongkat estafet, rekan satu timnya menabrak pelari Kenya sehingga mereka tidak dapat melanjutkan perlombaan.

Baca juga: Atlet Paralimpik Diminta Tidak Minder

Meski begitu, setelah mengajukan protes, tim Afrika Selatan diizinkan mengikuti putaran final pada hari berikutnya. Dalam fase ini, tim Afrika Selatan bertengger di posisi kedelapan.

Setelah Olimpiade, Pistorius masih mengikuti gelaran Paralimpiade pada bulan September. Di London, ia berhasil memenangkan medali emas di nomor 400 meter dan estafet 4 x 400 meter.

Tak hanya itu, ia juga membawa pulang medali perak di nomor 200 meter.
Sehingga secara keseluruhan, ia pernah meraih enam medali emas, satu perak, dan satu perunggu Paralimpik.

Kasus penembakan

Duduk di kursi terdakwa Oscar Pistorius kembali mendengarkan vonis hakim dalam kasus penembakan sang kekasih Reeva Steenkamp, tahun lalu. Dalam sidang di Pretoria, Jumat (12/9/2014), hakim menyatakan Pistorius bersalah karena berbuat kelalaian yang berujung kematian.Alon Skuy / POOL / AFP Duduk di kursi terdakwa Oscar Pistorius kembali mendengarkan vonis hakim dalam kasus penembakan sang kekasih Reeva Steenkamp, tahun lalu. Dalam sidang di Pretoria, Jumat (12/9/2014), hakim menyatakan Pistorius bersalah karena berbuat kelalaian yang berujung kematian.
Jalan karirnya yang mulus berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya. Nama Pistorius kembali mencuat saat ia dituduh membunuh pacarnya, Reeva Steenkamp yang berusia 29 tahun.

Insiden tersebut terjadi pada 14 Februari 2013 di kediaman Pistorius di Pretoria, Afrika Selatan. Ia lalu didakwa dengan tuduhan pembunuhan berencana.

Dalam persidangan, Pistorius mengaku tidak bersalah. Atlet paralimpik ini mengira Steenkamp adalah pengganggu yang ingin menyerobot masuk ke rumahnya.

Hasilnya, setelah sidang, ia diputuskan bersalah atas pembunuhan yang dapat disalahkan. Dalam hukum yang berlaku di Afrika Selatan, hal ini setara dengan pembunuhan namun dibebaskan dari tuduhan pembunuhan yang lebih serius.

Kasus yang menggegerkan dunia atletik itu pun ditutup dengan hakim yang memutuskan atlet berusia 27 tahun itu dijatuhi hukuman enam tahun penjara.

Baca juga: David Jacobs Ingin Tampil di Paralimpik 2020

Hal ini membuat Pistorius mengajukan banding. Namun pengadilan banding Afrika Selatan pada tahun 2018 menolak banding Pistorius dan bahkan menaikkan hukumannya dari enam tahun menjadi 13 tahun penjara.

Pistorius dinyatakan bersalah membunuh kekasihnya, Reeva Steenkamp dengan menembaknya di rumahnya pada Hari Valentine 2013.

Hukuman minimal untuk tindak pembunuhan di Afrika Selatan memang 15 tahun. Pengadilan banding menyebut keputusan pengadilan yang menjatuhkan hanya enam tahun kepada Pistorius merupakan kesalahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com