KOMPAS.com - Pada akhir pekan ini, Amerika Serikat (AS) mengumumkan mereka keluar dari perjanjian nuklir era Perang Dingin yang dibuat dengan Rusia.
Perjanjian bernama Kesepakatan Nuklir Jarak Menengah (INF) itu melarang pengembangan rudal jarak menengah yang bisa melaju antara 500 hingga 5.500 km.
Namun Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ketika menghadiri KTT ASEAN di Bangkok, Thailand, mengumumkan penarikan resmi setelah Rusia menyebut perjanjian itu sudah "mati".
Baca juga: Mengapa NATO Takut jika Perjanjian Nuklir antara AS dan Rusia Runtuh?
Pompeo pun mengatakan bahwa AS sedang mencari perjanjian baru pengendalian senjata yang melebihi perjanjian bilateralnya dengan Rusia dan menyerukan agar Beijing turut dilibatkan dalam diskusi.
"AS menyerukan Rusia dan China untuk bergabung dengan kami dalam kesempatan ini untuk memberikan hasil keamanan nyata kepada negara-negara kami dan seluruh dunia," kata Pompeo.
Jika runtuhnya perjanjian nuklir itu membuat dunia, utamanya Eropa khawatir, berapa sebenarnya jumlah senjata nuklir yang dipunyai oleh AS dan Rusia?
Dilansir dari Federation of American Scientists per Juli 2019 via BBC, berikut merupakan perbandingan senjata nuklir antara AS dan Negeri "Beruang Merah":
Baca juga: Mengenal INF, Perjanjian yang Bertujuan Mengurangi Nuklir AS dan Rusia
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sudah menyatakan bahwa mereka khawatir dengan perlombaan senjata baru, dan menegaskan tidak ingin Eropa menjadi lokasi penempatan rudal nuklir.
Sementara Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallenberg menyebut runtuhnya perjanjian masa Perang Dingin adalah "ancaman" bagi keamanan Eropa.
"Eropa tidak boleh mengalami babak baru dalam lomba membuat senjata," kata Schallenberg dikutip AFP. "Akhir dari perjanjian INF adalah ancaman bagi keamanan di Eropa," lanjutnya.
Schallenberg menjelaskan di tengah krisis yang terjadi, dia menekankan perlunya solusi diplomatik untuk membangun kembali kepercayaan dalam mencegah kolapsnya INF.
Baca juga: Trump Ingin Perjanjian Nuklir yang Baru Cantumkan Rusia dan China
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.