Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/08/2019, 22:34 WIB

KASHMIR, KOMPAS.com - Otoritas India mengimbau kepada para wisatawan untuk meninggalkan wilayah Kashmir karena adanya "ancaman teror".

Imbauan tersebut menyusul laporan media lokal yang mengatakan, sebanyak 25.000 bala bantuan militer telah dikirim ke wilayah yang disengketakan di Himalaya itu.

Kabar tentang pengiriman pasukan tambahan, serta langkah-langkah keamanan lainnya, termasuk seruan untuk menimbun makanan dan bahan bakar, telah mengguncang wilayah mayoritas Muslim, yang juga diklaim Pakistan.

Akibatnya, antrean panjang mobil terjadi di luar pom bensin, sementara warga mengantre membeli persediaan di toko makanan dan menunggu giliran mengambil uang tunai di mesin ATM.

Baca juga: India Kirim 10.000 Tentara Paramiliter di Perbatasan Kashmir

"Adanya masukan intelijen tentang ancaman teror terhadap ziarah besar Hindu dan situasi keamanan yang berlaku, maka para peziarah dan wisatawan harus segera pergi," kata pemerintah negara bagian Jammu dan Kashmir.

Kepala militer India Kashmir, Letnan Jenderal Kanwal Jeet Singh Dhillon, mengatakan sebuah senapan sniper dan sebuah ranjau dengan tanda-tanda Pakistan telah ditemukan pada rute ziarah Amarnath Yatra yang menarik ratusan ribu umat Hindu setiap tahun.

"Ini membuktikan upaya Pakistan untuk menyerang Yatra," kata Singh, yang telah memimpin 500.000 tentara di Kashmir dalam melawan pemberontakan selama tiga dekade terakhir.

India dan Pakistan membagi Kashmir ketika mereka merdeka pada tahun 1947 dan telah terlibat dua dari tiga perang sejak saat saat itu.

Pemerintah India telah mengakui bahwa 10.000 tentara tambahan dikirim ke Kashmir pekan yang lalu, dan laporan media mengatakan 25.000 personel lagi telah diperintahkan ke sana pekan ini.

Ketegangan terus meningkat di wilayah itu, dengan bentrokan terjadi hampir setiap hari antara pasukan India melawan gerilyawan separatis dan pasukan Pakistan di seberang perbatasan.

Baca juga: Trump Mengaku Diminta Jadi Penengah Konflik Kashmir India dan Pakistan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com