Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Resmi Keluar dari Pakta Nuklir Era Perang Dingin, Ini Tanggapan Rusia

Kompas.com - 02/08/2019, 18:18 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menanggapi keputusan Amerika Serikat yang mengumumkan resmi menarik diri dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF), Jumat (2/9/2019).

Moskwa meminta kepada Washington untuk menjalankan moratorium penyebaran rudal nuklir jarak pendek dan menengah, seperti yang dilakukan Rusia.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan telah mengusulkan kepada AS dan sekutu NATO agar mempertimbangkan moratorium penempatan rudal jarak pendek dan menengahnya.

"Kami telah mengusulkan kepada Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya agar mau mempertimbangkan kemungkinan menyatakan jenis moratorium yang sama untuk penempatan rudak jarak pendek dan menengah, seperti yang diumumkan (presiden) Vladimir Putin," kata Ryabkov, seperti dikutip TASS.

Baca juga: AS Resmi Tinggalkan Pakta Nuklir Era Perang Dingin dengan Rusia

Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) yang ditandatangani pada 1987 oleh Presiden AS Ronald Reagan dan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev.

Perjanjian itu membatasi penggunaan rudal jarak menengah, baik konvensional maupun nuklir, yang mampu menempuh jarak 500 hingga 5.500 kilometer.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengumumkan penarikan resmi Washington dalam pernyataan di forum regional di Bangkok, beberapa menit setelah Rusia menyatakan bahwa perjanjian itu telah "mati".

"Rusia bertanggung jawab penuh atas berakhirnya perjanjian itu," kata Pompeo.

Sebaliknya, kementerian luar negeri Rusia di Moskwa menyatakan bahwa kesepakatan itu berakhir atas prakarsa AS.

Washington telah lama menuding Rusia mengembangkan rudal jenis baru, 9M729, yang disebut melanggar perjanjian. Pernyataan yang diklaim turut didukung NATO.

Rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar 1.500 kilometer menurut NATO, meskipun Moskwa mengatakan bahwa rudal itu hanya dapat menempuh jarak 480 kilometer.

Baca juga: Pentagon Siap Uji Coba Dua Jenis Rudal yang Dilarang Perjanjian INF

Pompeo pun mengatakan bahwa AS sedang mencari perjanjian baru pengendalian senjata yang melebihi perjanjian bilateralnya dengan Rusia dan menyerukan agar Beijing turut dilibatkan dalam diskusi.

"AS menyerukan Rusia dan China untuk bergabung dengan kami dalam kesempatan ini untuk memberikan hasil keamanan nyata kepada negara-negara kami dan seluruh dunia," tambah Pompeo.

Kesepakatan INF merupakan satu dari dua kesepakatan senjata utama antara Rusia dengan AS, yang membatasi pembuatan senjata oleh kedua negara sehingga pada akhirnya akan mencegah terjadinya perlombaan persenjataan.

Perjanjian lainnya, yakni New START mengatur persenjataan nuklir kedua negara untuk tetap berada jauh di bawah puncak saat Perang Dingin.

Kesepakatan itu berakhir pada 2021 dan ada sedikit keinginan dari AS dan Rusia untuk memperbaruinya.

China telah menolak ajakan AS untuk bergabung dengan perjanjian yang diperbarui di masa depan.

Baca juga: Jika AS Keluar dari Perjanjian Nuklir, Rusia Sudah Siap Lomba Senjata

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com